Harga Kedelai Selangit, Pengrajin Tempe-Tahu Menjerit

Harga Kedelai Selangit, Pengrajin Tempe-Tahu Menjerit
Foto : pengrajin tempe-tahu

PASURUAN (Warta Transparansi.com) – Awal tahun 2021 masih membuat para pengrajin dan penjual tahu tempe Pasuruan masih diselimuti rasa was-was,lantaran harga bahan pokok pembuatan tahu-tempe yakni kedelai harganya terus meroket. Seperti yang diketahui sebelumnya, pada akhir tahun 2020 harga kedelai dari hari ke hari mengalami kenaikan, bahkan di awal tahun pun demikian.

Menurut pengakuan yang disampaikan Sutarjo(50) pengrajin tempe asal Desa Baujeng, Kecamatan Beji, Selasa(5/1/2021) mengatakan,” berat mas, beberapa minggu ini harga kedelai terus mengalami kenaikan. Bahkan saat ini harga kedelai di pasaran sudah mencapai Rp.9.500/kgnya,”ucapnya.

” agar tetap bertahan untuk menghidupi keluarga, terpaksa memproduksi tempe tidak seperti biasanya. Dimana sebelumnya dalam tiap hari bisa menghabiskan kedelai rata-rata 70kg sampai 1kwintal. Saat ini hanya sebatas 20 sampai 30kg/hari, hal ini mencukupkan uang untuk membeli kedelai sebagai bahan baku tempe. Pun demikian pula dengan harga jualnya juga terpaksa dinaikan dari biasanya,” ungkap Mbah Tarjo biasa dipanggil tetangganya.

Lain halnya dengan H.Slamet pemilik pabrik tahu asal Bangil,” dengan makin tidak terkontrolnya harga kedelai akhir-akhir ini, ia mengurangi besaran produksi tahunya hingga 30% /hari.

Sebelumnya harga kedelai dipasaran Rp.3000/kg, saat ini naik lebih dari 300% atau Rp.9500/kg. Entah apa penyebab harga kedelai sedemikian rupa, kenaikan harga kedelai ini begitu cepat dan tidak terkontrol. Otamatis keberadaannya sangat memberatkan para UMKM pada tataran bawah. Dirinya berharap agar pihak pemerintah segera melakukan langkah antisipasi dengan menggelar operasi pasar. Jika kenaikan harga kedelai ini semakin tak terkontrol, imbasnya pelaku UMKM atau pada khususnya pengrajin tempe-tahu akan mengalami kebangkrutan,” tandas H.Slamet menegaskan.