Agrowisata Edukasi Sayur Mandiri Asri Winong ini berada di kawasan Permukiman, pinggir kota, kabupaten Tulungagung. Tempat wisata baru tersebut dikelola oleh Pemdes dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Berikut laporan WartaTransparansi.com Amin Istighfarin
Tempat wisata petik sayur “Agrowisata Edukasi Sayur Mandiri Asri” berada di RT 03/RW 02 Desa Winong Kec. Kedungwaru, kabupaten Tulungagung.
Launching agrowisata sekaligus pernyataan dibuka untuk masyarakat umum oleh Kadis Pertanian & Ketahanan Pangan Pemkab Tulungagung Ir. Sigit Setyawan mewakili Bupati, dihadiri pejabat Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan perwakilan DPD LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Provinsi Jawa Timur.
Tempat wisata ini berdiri diatas lahan seluas 1,5 hektar. Semula adalah lahan kosong dan tandus. Namun setelah pekarangan mulai disentuh tangan tangan terampil LPM desa Winong, telah berubah menjadi sebuah kawasan hijau royo royo, sangat indah dan asri, serta menjadi lahan produktif yang menghasilkan ratusan ribu rupiah setiap harinya. Ekonomi wargapun berhasil didongkrak melalui agrowisata edukasi petik sayur ini.
Saat itu kondisiya adalah rawa rawa. Sekarang sudah berubah total. Ini setelah puluhan jenis sayur ditanaman disitu. Diantaranya seledri, selada, daun bawang dan sawi, kangkung, bunga kol, kobis, bayam, siomak, sawi pagoda, sawi dakota, bawang merah, terong, cabai, kacang panjang. labu madu, golden mama dan bayam batik. Lalu ada budidaya Lele dan Gurame.
Ditengah lahan sayur ada bunga seperti bunga mary gold dan bunga cengger ayam. Ini menambah indahnya Agrowisata Winong.
Ichwal pembangunan Agro wisata ini, sebagaimana diungkapkan penggagas dan pengelola, Heru Saifuddin, Ketua LPM Winong, bermula dari gagasan warungan (obrolan di warung) dengan beberapa orang, lalu ditingkatkan ke rembuk RT/RW, sampai akhirnya tercium oleh Pak Kades (Kepala Desa).
Oleh Pak Kades ditangkap sebagai peluang peningkatan ekonomi desa, kemudian rembukan diformalkan melalui rapat Pemdes dengan melibatkan semua unsur yang ada di Desa. Rapat juga tidak cukup sekali, namun berkali kali, ungkap Heru Saifuddin ketika berbincang dengan WartaTransparansi, saat peresmian, Sabtu (5/12/2020).
Tanah itu statusnya menyewa kepada warga, yang di fasilitasi oleh Pemdes dengan harga yang murah. Karena semangatnya bukan bisnis melainkan pemberdayaan masyarakat desa. Mungkin berbeda kalau itu dilakukan oleh pengembang yang orientasinya binis.
Pembangunan lahan diawali dengan meratakan tanah dengan mendatangkan bego, mendatangkan tanah uruk dengan melibatkan pekerja secara gotong royong. Ini memerlukan waktu sekitar dua bulan.
Sedangkan pembiayaanya mulai pengolahan tanahnya, sewa tanah, pekerja dan lain lain, “LPM menggandeng Perbankan. Kebetulan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mau diajak kerjasama. Ini setelah ada campur tangan beberapa instansi pemerintah termasuk Komisi B DPRD Kab.Tulungagung.
Semangat Pak Kades ini sangat luar biasa. “Jadi antara LPM dan Pak Kades sudah se freqwensi,” tegas Heru Saifuddin.
“Hutang bank itu kan biasanya harus ada anggunannya, tapi disini tidak ada jaminan. Jaminannya ya Pak Kades dan LPM. Jadi Agro Wisata edukasi sayur ini benar benar usaha mandiri dan berjalan atas dasar kepercayaan saja.
Selain menggadeng Pemdes, LPM juga membentuk KWT (Kelompok Wanita Tani) desa Winong. KWT ini yang membudidayakan mulai mencari bibit sayur sampai menanam sayur dan sekaligus menjadi marketingnya.
Posisi LPM ini, sesuai semangat pendiriannya, sebagai pendampingan. tegas Heru, Kepala Sekolah SMP Swasta di Tulungagung bercerita.
Pembangunan agrowista dimulai pada 2 Oktober 2019. Nama awalnya adalah kebun sayur. Setelah pengurus LPM bertemu Pak Sigit, Kadis Pertanian Ketahanan Pangan Pemkab Tulungagung, oleh Pak Sigit namanya dirubah lebih mentereng menjadi “Agrowisata Edukasi Sayur Mandiri Asri”.
Sejak itu Dinas Pertanian & Ketahan Pangan Pemkab, mulai terlibat di Agro Wisata dengan memberikan bantuan seperti benih dan bantuan teknis dan anggaran yang di kucurkan dalam beberapa tahap.
Agrowisata edukasi sayur desa Winong saat ini sudah menjadi jujukan masyarakat setiap hari, bukan hanya masyarakat Tulungagung sebagai tempat wisata, namun juga menjadi pasar sayur langsung petik Kebun. Bahkan menjadi wisata edukasi.
Lokasinya tak jauh dari kota Tulungagung, hanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit saja. Ketika masuk areal agrowisata, pemandangan pertama tertuju pada buah Labu yang bergelantungan. Tanaman Labu berada di mulut pintu masuk. Lalu. 50 meter melangkah kedepan, maka disitulah tanaman sayur sayuran siap dipetik.
Jadi, ini adalah kerja bareng lembaga lembaga di Desa seperti BPD, LPM, Kelompok Wanita Tani, PKK yang didukung sepenuhnya oleh masyarakat Desa Winong.
Konsep Wisata Petik Sayur
Heru Saifuddin, menjelaskan semua sayur yang ada di area Demplot boleh di petik dan di beli langsung oleh pengunjung di lokasi. Dengan standar penanaman Organik. Kita kembangkan juga pola penananam yang memanfaatkan bahan bahan bekas rumah tangga.
Seperti pot serabut kelapa, pot botol minuman mineral, media tanam sterefoam bekas dll. Konsepnya adalah Wisata petik sayur.