13 Komjen Polri Dalam Bursa Calon Kapolri

13 Komjen Polri Dalam Bursa Calon Kapolri

6. Kalemdikpol Arief Sulistyanto (Akpol 87, lahir 24 Maret 1965, pernah menjadi Kapolda Kalbar, Deputi SDM, dan Kabareskrim). Akpol 87 menjadi kendala mengingat Kapolri Idham Azis adalah juniornya di Akpol 88 A

7. Kepala BNPT Boy Rafli (Akpol 88 B, lahir 25 Maret 1965, pernah menjadi Kapolda Banten dan Kapolda Papua).

8. Kepala BNN Heru Winarko (Akpol 85, lahir 1 Des 62, masa dinas tinggal hitungan hari, dan pernah menjadi Kapolda Lampung).

9. Ketua KPK Firli Bahuri (Akpol 90, lahir 8 Nop 63, masa dinas tinggal setahun lagi, dan pernah menjadi Kapolda Sumsel).

10. Waka BSSN Dharma Porengkun (Akpol 88A lahir 12 Jan 66, dan belum pernah menjadi Kapolda).

11. Sestama Lemhanas Didi Widjarnadi (Akpol 86, lahir 14 Jan 63, masa dinas tinggal 1,5 bulan lagi).

12. Sestama BIN Bambang Sunarwibowo (Akpol 88 B, lahir 24 Mei 66, pernah menjadi Asrena, dan belum pernah menjadi Kapolda).

13. Irjen Depkumham Andal BR (Akpol 88 B, lahir 23 Juni 66, pernah menjadi Kapolda Sultra, Maluku, dan Kapolda Kepri).

Dari pantauan IPW, bursa calon Kapolri saat ini makin riuh. Sebab masing2 calon yg diunggulkan melakukan manuver dan berbagai aksi grilya dgn cara masing masing. Mulai dari lobi2 tingkat tinggi, membuat berbagai kegiatan menyangkut kinerja unit kerjanya hingga event2 yg membuat sicalon mendapat penghargaan. Semua manuver itu ujung2nya pencitraan agar si calon bisa dilirik presiden Jokowi yg punya hak prerogatif dalam memilih kapolri pengganti Idham Azis. Bagi kalangan internal polri yg paham dgn manuver dan aksi grilya tsb, tingkah para bakal calon itu membuat kegelian sendiri di institusi kepolisian. Sebab grilya mereka tak lebih seperti orang cari muka. Grilya itu makin ketat tak kalah Minggu ini akan ada pergantin kepala BNN sehingga akan ada bintang dua masuk menjadi bintang tiga, artinya persaingan dlm bursa kapolri makin ketat.

Pada dasarnya, semua bintang tiga di Polri, ada 13 orang, berpeluang menjadi Kapolri. Meski demikian IPW hanya melihat empat atau lima bintang tiga yg berpeluang kuat masuk bursa dan akan masuk penjaringan Wanjakti polri untuk menjadi calon Kapolri, yg nantinya akan dipilih dua nama untuk diserahkan kepada presiden dan presiden akan memilih satu nama, untuk dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR.

Melihat persoalan polri makin rumit ke depan, IPW berharap Jokowi memilih figur yg punya pengalaman dan jam terbang yg mumpuni serta pernah menjadi Kapolda di Jawa sehingga instingnya dalam menjaga keamanan nasional sudah terlatih.

Persoalan berat yg dihadapi kapolri ke depan justru persoalan di internalnya dan bukan di eksternal. Persoalan kelebihan jenderal, Kombes dan AKBP di polri adalah persoalan pelik yg jika tdk ditangani akan memunculkan sikut menyikut di kalangan internal. Persoalan mentalitas yg berbuntut tidak promoternya anggota polri dlm penegakan hukum juga masalah berat yg tak muda diatasi.

Tidak adanya evaluasi menyeluruh terhadap fasilitas dan sarana prasarana polri juga membuat kepolisian Indonesia seperti tidak terarah, terutama dlm alutsista, IT, dan teknologi kepolisian. Begitu juga tidak adanya evaluasi terhadap Grand Desain Polri membuat motto Polri yg Promoter hanya menjadi sebuah kata kata kosong yg ke depan harus ditata ulang Kapolri baru agar Polri benar benar menjadi polisi yang modern. (min)