Neta S Pane menyatakan, ucapan dan ancaman Rizieq itu makin riuh tatkalah poster dan baliho Rizieq terlihat dimana mana dan tanpa ijin. Sehingga terkesan Rizieq dan orang orangnya seakan tidak tersentuh hukum. Ironisnya, dalam situasi ini jajaran kepolisian hanya berdiam diri. Manuver Rizieq yang melakukan kerumunan massa di tengah pandemi Covid 19 dibiarkan begitu saja oleh pihak kepolisian.
Akibatnya Rizieq bebas bermanuver mulai dari saat tiba di bandara Soetta, di rumahnya di Petamburan, dan di puncak Bogor. Bebasnya Rizieq bermanuver seakan menggambarkan tidak adanya aparatur negara yg berani menghadapi Ketum FPI itu. Negara sepertinya kalah dan tak berdaya menghadapi manuver Rizieq.
Dalam situasi ini sangat wajar jika TNI turun tangan mengambilalih pengendalian situasi dengan melakukan manuver di sekitar wilayah Petamburan dan memerintahkan anggotanya mencabuti baliho Rizieq.
Dia menyebut, semua ini dilakukan TNI demi keutuhan NKRI dari ancaman dan manuver Rizieq maupun FPI. Manuver TNI di sekitar Petamburan dan pencabutan baliho Rizieq ini sekaligus menunjukkan bawah negara tidak boleh kalah pada pihak pihak yg bermanuver ingin mengacaukan atau merusak keutuhan NKRI, ujar Neta S Pane. (min)