Tentunya, lanjut Khofifah, proses ini harus diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat, baik oleh masyarakat maupun para pelaku usaha. Apalagi pandemi Covid-19 belum berakhir. Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian untuk bisa menjaga supaya ekonomi tetap tumbuh tapi kesehatan juga terjaga dengan baik.
“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Jokowi bahwa kunci agar ekonomi baik adalah kesehatan yang baik, pun kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik. Itulah pentingnya rem dan gas dalam penanganan pandemi Covid-19,” terangnya.
Skema Kredit Dana Bergulir di Jatim ini meliputi Kredit modal kerja sampai dengan Rp. 300 juta (bunga 3%, 4% dan 6%), Kredit investasi sampai dengan Rp. 500 juta (bunga 6%), serta Kredit Petik, olah, Kemas, jual sampai Rp.10 Milyar (bunga 6%). Kemudian Kredit untuk IKM sampai dengan Rp. 50 Juta (bunga 4%), dan Kredit dengan pola Rekening Koran (bunga 6%).
Dengan modal dana Rp. 330 miliar, Program Dana Bergulir di Jatim telah memfasilitasi 17.038 pelaku usaha di Jatim. Kemudian tenaga kerja yang terserap mencapai ± 36.312 orang yang berkolerasi dapat menurunkan angka kemiskinan di Jatim.
Sejak pandemi Covid-19, Dana Bergulir yang telah disalurkan sejumlah Rp. 12,83 miliar Rp.12,83 miliar kepada 55 Debitur. Penyaluran ini berkontribusi dalam pemulihan ekonomi pelaku UMKM dari sisi permodalan.
Lepas Ekspor Kopi Robusta 19,2 ton ke United Kingdom
Seusai menyerahkan dana bergulir kepada UMKM, Khofifah didampingi Wagub Jatim Emil Dardak dan Kepala Perwakilan BI Jatim melepas ekspor kopi robusta sebanyak 19,2 ton ke United Kingdom atau Inggris di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Dengan adanya ekspor ini, Khofifah berharap bisa membangun market yang lebih luas lagi, sekaligus memberikan nilai tambah untuk masyarakat Jatim.
“Mudah-mudah ekspor kita akan makin banyak, jejaring yang kita bangun marketnya makin luas. Dan tentu akan memberikan nilai tambah yang makin besar bagi masyarakat Jatim,” pungkasnya. (min)