SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2020 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,28 persen, yaitu dari dari 104,09 pada bulan Mei 2020 menjadi 104,30 pada Juni 2020.
Kepala BPS Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, mengatakan dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, tujuh kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Malang sebesar 0,44 persen, diikuti Jember sebesar 0,30 persen, Surabaya sebesar 0,28 persen, Kediri sebesar 0,25 persen, Madiun sebesa 0,20 persen, Probolinggo sebesa 0,15 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,06 persen.
“Sedangkan kota yang mengalami deflasi yaitu Sumenep sebesar 0,15 persen,” ujar Dadang Hardiwan dalam konferensi pers melalui live streaming, Rabu (1/7/2020).
Menurut Dadang, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,21 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen. Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen, kelompok transportasi sebesar 1,77 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,02 persen, dan penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,20 persen.
Kelompok yang mengalami deflasi, yaitu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,59 persen.