Kegagalan menerima amanah ini (akibat manusia itu amat zalim dan amat bodoh) akan mengakibatkan manusia terbagi menjadi tiga golongan (sebagaimana diisyaratkan oleh ayat selanjutnya QS 33: 73): pertama, munafikin, yaitu sebagaimana digambarkan dalam hadis: kalau berkata selalu berdusta; kalau berjanji selalu ingkar; dan kalau diberi amanah berlaku khianat (Musnad Ahmad, Hadis Nomor: 6583); kedua, golongan musyrikin, yaitu golongan yang baik tersembunyi maupun terang-terangan telah berlaku syirik dan menentang Rasul; dan ketiga adalah mu’minun, yang dalam ayat ini digambarkan sebagai mereka yang diterima tobatnya.
Pembahasan masalah Khalifah, tidak kurang dari 270 hadits tentang kedatangan 12 Imam atau 12 pemimpin atau 12 emir atau 12 khalifah sepeninggal Rasulullah. Jumlah yang persis 12 dan diulang-ulang itu tentu saja bukan sembarang angka yang tidak ada maknanya. Mengabaikan angka itu sama dengan mengabaikan risalah Islam yang disampaikan oleh Rasulullah. Rasulullah telah mewanti-wanti kita bahwa jumlah mereka yang 12 itu akan memimpin umat Islam sampai akhir zaman.
Khalifah dalam sejarah Islam sepeninggal Rasulullah SAW, sangat populer disebut Khulafaur Rosyidin ; Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib serta Sayyidina Hasan.
Salah satu kisah sangat populer ialah ketika Khalifah Umar bin Khattab, setelah keliling kampung berhasil menyelamatkan seorang ibu dengan tangis anak-anaknya, karena untuk mengelabui supaya menanti masakan diberi pemandangan memasak air dan batu. Dan Khalifah Sayyidina Umar alhamdulillah menyelamatkan dengan memberi bantuan makanan pokok dari Baitul Mal.
Khalifah Umar bin Abdul Azis adalah salah satu khalifah dengan kepemimpinan sangat amanat dan transpran karena setiap uang yang dibelanjakan hanya untuk kepentingan pemerintahan saja, termasuk dalam menggunakan lampu hanya digunakan ketika menjalankan pekerjaan pmerintah, begitu hati-hatinya dan tanggung jawab begitu besar. Apalagi terhadap kesejahteraan rakyat, dan upaya memakmurkan umat.
Polisi “Sang Khalifah” di Pasuruan dan Medan, adalah potret dari pemimpin yang memang muncul ketika jaman memberikan kesempatan untuk menjadi khalifah dalam sentuhan sangat mendalam dan memberikan keadilan.
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2020, menjadi satu-satunya dari 34 provinsi dengan dipimpin Gubernur Perempuan Khofifah Indarparawansa, perempuan pergerakan asli Lamongan besar di Surabaya dan menapak jejak dari PMII, PP, PKB, Fatayat NU dan Muslimat NU begitu mengakar sampai ke akar rumput.
Khofifah dalam sejarah virus Corona melakukan berbagai upaya sebagai pemimpin perempuan, dan alhamdulillah dengan penuh kedamaian dan kesejukan. Tentu saja semua berharap Khofifah sebagai Khalifah dalam mengambil berbagai kebijakan dengan tetap sebagai pemimpin perempuan muslimah.
Khofifah sabagai Khalifah, semoga menjadi catatan sejarah sabagai wanita dengan kemampuan menjaga Marwah pemimpin bersahaja juga mampu membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua warga. (jt/Berbagai sumber)