Hari ini, kita hanya “diam” tidak mampu berteriak apa-apa ketika Jenderal Rakyat masa kini Djoko Santoso, menyerahkan tongkat komando di dunia ketika cita-cita dan keinginan bersama rakyat menjaga martabat bangsa dan negara dalam demokrasi nyata masih tertunda.
Dulu semua kita selalu membanggakan Panglima Besar Jenderal Sudirman karena menjadi jenderal dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, selalu bersahaja dengan siapa saja, juga dengan tentara tanpa pangkat apa-apa, selalu menjaga perjuangan juga mengajak bersama dalam ibadah
Hari ini, suasana duka semakin tidak terbendung membumbung, menutup langit dunia ketika kehilangan Jenderal Rakyat masa kini Djoko Santoso, dengan bintang kebesaran dengan pangkat kebesaran dengan sederetan prestasi kebesaran, belum mampu memberi kehidupan berarti bagi bangsa, setelah “berhenti” memberi nilai tambah bagi negeri ini.
Dulu semua kita selalu membanggakan Panglima Besar Jenderal Sudirman karena menjadi jenderal dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, salalu menjaga marwah tentara tanpa mau menyerah kalah.
Hari ini, hari kita melepas Jenderal Rakyat masa kini Djoko Santoso dalam suasana kesederhanaan, torehan emas selama gilang gemilang menjadi tentara walau terus berjuang tanpa mau menyerah, semua tinggal goresan sejarah . Akhirnya menyerah juga. (jt)
