Alam dengan takdim dan menundukkan kepala begitu hormat, di hadapan Corona yang terus berdzikir komat kamit kepada ILAHI ROBBI tanpa pernah mau berhenti sembari menunggu perintah dari Allah SWT Yang Maha Agung dan Maha Kuasa juga Perkasa menebar ke mana? Bertebar ke mana? Dan menebarkan diri ke mana?
Alam dengan bisu dan tanpa mampu berbuat apa-apa, hanya melihat dzikir Corona kadang harus tamasya jauh le negeri antaberanta, kadang hanya berdiam diri di pintu-pintu perbatasan. Corona terus berdzikir dan alam terus bersyukur dalam sujud panjang. Corona tanpa merasa mendapat dukungan dari alam karena tidak pernah mendukung dan hanya terima kasih menikmati suasana suci dalam beberapa hari. Alam juga tidak mampu ikut campur membonceng Corona tamasya keliling dunia.
Alam dan Corona dua di antara makhluk penghuni bumi, dengan tugas dan kewajiban juga kewenangan masing-masing hanya menjalankan perintah ILAHI ROBBI. Manusia sebagai makhluk terbaik di muka bumi, diuji mengikuti dzikir Corona dan alam bersyukur dalam sujud.
Jutaan manusia tetap berjibaku dengan Corona, melawan Corona, membasmi Corona, memerangi Corona, … sementara Corona teeus berdzikir dan insyaAllah dengan dzikir dan selalu memohon kepada Allah SWT dalam syukur dan sujud, Corona insyaAllah akan kembali ke maqomnya ( karena perintah Allah SWT ). Dan alam semesta kembali bersahabat dengan polusi atau semakin terjaga seperti di jaman Corona, kita tunggu dalam sekejab … ketika manusia kembali menerima kenikmatan tiada tara tanpa mampu menghitung, apalagi berhitung tentang kenikmatan itu sendiri. (*)