SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Guna mengantisipasi dan mencegah virus corona tidak menyebarluas, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim mendorong dan mengajak kepada seluruh masyarakat untuk melakukan penanaman obat tradisonal (empon-empon) di rumah masing-masing.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Subianto ditemui di ruang Komisi B DPRD Jatim, Senin (16/3/2020) mengatakan, empon-empon dapat menjaga dan meningkatkan daya tubuh (imunitas) agar tetap sehat, serta terhindar dari berbagai virus termasuk virus corona.
“Momen adanya virus corona bukan membuat kita takut dan panik. Tapi bagaimana kita dapat memicu kesadaran bahwa kita memiliki tanaman yang tradisonal seperti jahe, kunyit, dan temulawak dimanfaat bisa dibuat obat yang mudah ditanam dan tak mahal yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan dan memiliki nilai ekonomis,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa menyebarnya virus corona di Jatim ini harus juga menjadi tantangan dan peluang bagi para petani untuk meningkatkan produksi terutama tanaman tradisional dan produksi bawang putih.
“Jadi, empon-empon kan banyak terdapat di pedesaan. Nah peluang ini harus segera disadari oleh para petani apabila peluang ini bisa dimanfaatkan dapat meningkatkan nilai tambah petani di pedesaan,” paparnya.
Begitu juga pelaku UMKM di Jatim, adanya virus corona ini bukan malah mematikan usahanya, tapi juga momen untuk produksinya. Misalnya di pedesaan dulu terkenal jamu gendongan yang menjual ramuan tradisional tersebut untuk didorong untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Peluang ini, jelasnya, harus dibaca oleh pelaku UMKM Jamu tradisonal untuk meningkatkan produksinya, dimana dalam ramuan jamu tradisional ini terdapat bahan seperti jahe, temulawak, dan kunyit. Begitu juga kepada pemerintah juga harus memanfaatkan peluang tersebut dengan membantu pelaku UMKM dengan memberikan pelatihan cara membuat tanaman empon-empon bisa diserbukkan, serta dijadikan produk instan.
“Kita ingin masyarakat hidup sehat, dan bersih, serta juga jangan lupa memohon pertolongan kepada Allah SWT. Ikhtiar juga perlu dengan mengkonsumsi ramuan tradisonal tersebut,” kata Subianto.
Ia menambahkan, momen ini juga harus digalakkan oleh pemerintah ke masyarakat agar lebih cinta produk tanah air. Dimana cinta produk tanah air, pemerintah harus juga memanfaatkan bahwa tanaman empon-empon ini juga menjadi produk andalan ketahanan pangan di Jatim, selain daging, beras, dan gula.
Begitu juga tanaman bawang putih, Dinas pertanian juga harus memanfaatkan peluang ini dengan menanam bawang putih di daerah yang suhu udaranya dingin, seperti di Bromo, Magetan, daerah pegunungan di Jatim.
“Dengan adanya bantuan budidaya dari pemerintah untuk menanam bawang putih maka kedepannya tidak ada lagi impor bawang putih yang masuk di Indonesia,” pintanya.
Ia juga berharap kepada pemerintah melalui Distan dan Disbun untuk memberi dorongan dan pembinaan kepada para petani bahwa dengan munculnya virus ini yang sudah ditetapkan sebagai pandemik, betul-betul bisa dimanfaatkan untu meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani. (wt)