banner 728x90

Mantul..! Di Sela Rakernas PDIP, Risma Pantau Pompa Air Surabaya 

Mantul..! Di Sela Rakernas PDIP, Risma Pantau Pompa Air Surabaya 
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, memang mantul (mantab betul). Betapa tidak, meski sedang berada di Jakarta mengikuti Rakernas PDIP, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini masih sempat-sempatnya memantau kondisi kota Surabaya melalui kamera CCTV yang terkoneksi dengan tablet komputer.

Dipuji Megawati

Sebelumnya, Risma mendapat pujian dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat dalam pidato pembukaan Rakernas yang juiga dihadiri Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin.

Risma, sebut Mega, adalah seorang pribadi yang cerewet. “Tapi kalau saya bicara berdua, saya selalu mengatakan kita perempuan memang harus cerewet,” canda Mega.

Mega mengapresiasi para kepala daerah yang menurutnya telah berkontribusi besar bagi kemajuan daerahnya masing-masing. Salah satunya, kata Mega, adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Dirinya juga berpesan agar politisi PDIP tidak sibuk berwacana dan membangun citra politik tanpa keputusan politik konkret yang berpihak pada kehidupan rakyat dan berorientasi pada kepentingan nasional.

Atas pujan itu, Risma yang juga Ketua DPP bidang Kebudayaan PDIP mengucapkan terima kasih kepada Mega. “Selama ini saya bekerja untuk Kota Surabaya, bukan sekadar demi mendapatkan penghargaan pribadi semata. Saya ingin agar warga Surabaya bisa sejahtera bersama-sama,” ujarnya.

Menjawab bahwa pujian Mega sebagai sinyal dirinya untuk dimajukan menjadi Gubernur DKI Jakarta, Risma mengatakan tidak ada gunanya menjadi gubernur bila rakyatnya tetap miskin.

“Teman-teman selalu nyampein begitu. Artinya, kalau jadi wali kota lalu jadi gubernur naik, dari gubernur ke presiden naik. Bagi saya ya nggak begitu naik itu. Bagi saya, gimana saya bisa ngangkat. Untuk apa saya jadi gubernur, untuk apa saya jadi presiden misalkan, tapi warga yang miskin tetap ada. Nggak ada gunanya untuk saya,” katanya.

Sebaliknya, jika nantinya dirinya dibutuhkan oleh warga DKI Jakarta yang menginginkan agar dirinya memimpin Jakarta, Risma memilih untuk menyerahkannya kepada Tuhan. Dirinya mengaku tidak ingin bernafsu merebut jabatan apapun.

“Nanti itu Tuhan akan mengatur jalan hidup saya. Semua saya serahkan pada Tuhan, karena saya sampaikan saya enggak mau kemudian saya punya nafsu,” ujarnya.

Ditegaskan, dirinya pantang berharap atau meminta jabatan apa pun. Baginya, jabatan itu selalu terkandung risiko di mana dirinya harus berbuat adil, amanah. “Di mana saya harus kalau di agama fathanah dan sebagainya. Jadi itu berat, karena itu saya enggak pernah membayangkan,” jelasnya. (wt)