Risma mengakui, sebelumnya ia sudah dua kali bertemu dengan Presiden Erdogan. Pertama, ketika menjadi pembicara di Istanbul Turki, dan kedua di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat. “Yang pertama waktu aku bicara di Istanbul, waktu berjuang agar Surabaya menjadi house (tuan rumah) Startup Nations Summit 2018. Kemudian kedua, kemarin waktu aku bicara di Markas PBB,” ungkapnya.
Dalam forum yang berlangsung di Markas PBB tersebut, Risma berada satu panel bersama Erdogan. Kala itu, Risma sempat ditawari langsung oleh Erdogan untuk diundang menjadi keynote speaker dalam rangka perayaan ‘Hari Hak Perempuan’ di Turki. “Aku satu panel dengan Presiden Erdogan. Kemudian tak iyakan,” ujar Risma.
Nantinya, dalam forum yang berlangsung di ibu kota Turki tersebut, Risma menjadi keynote speaker pada hari pertama yang berlangsung 11 Desember 2019. Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini bakal membagikan cerita tentang keberhasilan Kota Surabaya dalam berbagai program pemberdayaan perempuan. Namun, pada hari pertama itu, hanya Risma dan Erdogan yang menjadi keynote speaker. Sementara itu, 17 wali kota perempuan lain, akan mengikuti sesi panel di hari kedua.
“Di sana (Ankara, Turki) saya bicara apa-apa yang sudah kami lakukan di Surabaya. Fokusnya tentang pemberdayaan perempuan,” kata Risma.
Menariknya, setelah forum di hari kedua berlangsung, akan ada penandatanganan naskah kerja sama antar dua kota dan disaksikan oleh Presiden Erdogan. Yakni, antara Kota Surabaya dengan Gaziantep City Turki, yang memiliki kesamaan dipimpin oleh wali kota perempuan. (wt)