Pesantren NU Diminta Dukung Program OPOP

Gubernur Khofifah

Pesantren NU Diminta Dukung Program OPOP
Gubernur hadiri musykerwil PWNU 2019 di Ponpes Nurul Jadid Probolinggo. (foto/transparansi/hms)

“Terutama pendampingan managerial skill para pelaku usaha OPOP kami prioritaskan agar mereka mendapatkannya dari sektor yang kami ajak kerjasama,” tambah Khofifah.

Lebih lanjut program OPOP yang ditarget bisa menghasilkan 1.000 produk unggulan dari pondok pesantren Jawa Timur itu adalah upaya Gubernur Khofifah dalam rangka merevitalisasi Nahdhatut Tujjar atau Kebangkitan para Pedagang. Dikatakan Khofifah Nahdhatut Tujjar adalah gagasan para ulama sebelum mendirikan Nahdhatul Ulama di tahun 1926.
“OPOP adalah upaya kita merevitalisasi Nahdhatut Tujjar.

Karena PR kita saat ini adalah mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan,” kata Khofifah.
Karenanya, ia mengajak seluruh pihak, khususnya pondok pesantren untuk turut serta mendukung program OPOP dalam rangka membangkitkan ekonomi Jawa Timur, mengentaskan kemiskinan dan memajukan sektor usaha di pesantren.

Produk OPOP yang akan menyentuh 6000 ponpes se Jawa Timur itu juga menggandeng perguruan tinggi dalam memberikan pendampingan usaha, managemen usaha dan juga inovasi produk. Saat ini juga sudah ada OPOP Training Center yang ada di Universitas NU Surabaya. Yang fungsinya memberikan pendampingan pelaku usaha berbasis pesantren.

Produk usaha yang dikembangkan di OPOP bisa meliputi banyak jenis produk. Mulai makanan dan minuman, kerajinan tangan, fashion, dan juga produk digital IT. Semua jenis produk akan dikembangkan agar bisa memiliki daya saing sehingga memberi dampak pertumbuhan ekonomi baik lokal maupun regional serta memperkuat struktur bisnis pada pelaku usaha. (hen/min)