Sehingga masyarakat di Banyuwangi, tumbuh berkembang di era global di atas karakter lokal dan akarnya sendiri. Dan Indonesia hari ini, punya “banyuwangi-banyuwangi” lain, dengan segala variannya, yang perlu diangkat ke permukaan.
“Mohon diperhatikan, Anugerah Kebudayaan PWI ini, sama sekali tidak bermaksud menarik kita mundur ke belakang, ke masa lalu. Justru sebaliknya, mengajak maju bersama, dengan memantaafkan kekayaan warisan kearifan lokal masing-masing dan kekuatan positif media massa dan media sosial untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial, menguatkan keragaman dalam kesatuan, dengan karakter kita sendiri,” ujarnya menegaskan
Menjawab Airin, Yusuf lebih jauh menjelaskan bahwa proses anugerah kebudayaan ini dilakukan bertahap. Pertama, melalui proposal yang berisi empat aspek pokok : pemanfaatan media massa dan media sosial, peraturan daerah tentang kebudayaan, kebijakan -kebijakan yang inovatif, dan anggaran serta sarana prasarana pendukung.
Proposal dikirim ke [email protected] hingga 30 November 2019. Kedua, sebanyak 10 proposal terbaik, bupati/walikotanya akan diundang ke Jakarta, untuk presentasi secara langsung di depan tim juri. Adapun tim juri dari unsur wartawan kebudayaan, budayawan, akademisi dan pengurus PWI Pusat.
Penghargaan, akan diberikan pada puncak HPN 2020 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 9 Februari 2020. Pengalaman HPN 2016, penghargaan Anugerah Kebudayaan diberikan di depan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri serta tokoh-tokoh pers se Indonesia yang hadir. (jon)
Keterangan lebih lanjut hubungi:
Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat
Yusuf Susilo Hartono ( WA : 0812 8312 7458)
e-mail : [email protected],
[email protected].