Kerjasama Jatim-Inggris Soal Pendidikan dan Kajian Pengolahan Limbah 

Kerjasama Jatim-Inggris Soal Pendidikan dan Kajian Pengolahan Limbah 
Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (27/8).               

SURABAYA – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (27/8).

Pertemuan antara Gubernur Khofifah dengan Dubes Owen itu membahas beberapa kerjasama potensial antara lain pendidikan vokasi khususnya las bawah laut, kursus bahasa inggris bagi guru dan pesantren, penjajakan investasi energi terbarukan dan LRT serta kajian pengolahan limbah.

Beberapa item sudah diikuti  penandatangangan Nota Kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan vokasi, kursus bahasa Inggris serta kajian  pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, Khofifah, sapaan lekat Gubernur Jatim itu berharap dapat mendorong serta memperkuat kerjasama antara Pemprov  Jatim dan Inggris di berbagai bidang terutama di bidang pendidikan dan investasi.

Menurut Gubernur Khofifah, kerjasama pendidikan baik formal,  informal dan non formal  tersebut salah satunya dalam bentuk short course. Bahkan, sebutnya, kerjasama semacam ini pernah dilakukan antara Bristish Council dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang diantaranya diikuti para pengasuh pesantren  usia muda yang sering dipanggil ‘Gus’ di Jatim.

“Kami berharap kerjasama pendidikan vokasi antara ITS dengan The Welding Institut  akan memberikan tambahan keterampilan bagi anak muda di Jatim baik lulusan SMK maupun perguruan tinggi sehingga mereka memiliki skill dan kualifikasi seperti yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri,” katanya.

Sementara itu di bidang investasi dan perdagangan, Khofifah mengundang para investor Inggris untuk bisa berinvestasi di Jatim. Apalagi 29,4 persen PDRB Jatim ditumpu dari sektor industri sehingga Jatim sudah masuk kategori provinsi industri.

“Kami punya banyak kawasan industri diantaranya Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) sebagai kawasan industri terintegrasi. Selain itu kami juga sudah memiliki Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) serta Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Untuk itu kami mengundang para investor untuk berinvestasi di Jatim,” jelasnya.

Lebih lanjut orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan bahwa Inggris menyiapkan Rp. 50 Trilyun untuk investasi di Indonesia. Sebagian dari investasi tersebut untuk proyek tambahan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Jawa Barat dan dirinya berharap juga ke  Jawa Timur.