Saat itu, Risma juga menyampaikan penanganan sampah di Kota Surabaya yang sudah berhasil menjadi listrik. Ia juga menjelaskan tentang pembangunan jalan dan pedestrian. Tak lupa pula menjelaskan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) beserta berbagai pembangunan di Kota Surabaya.
“Dalam pembangunan Surabaya ini, tujuan utamanya adalah kesejahteraan warga, bukan penghargaan yang sering kita raih. Partisipasi warga juga menjadi poin penting dalam pembangunan Kota Surabaya,” kata dia.
Dosen pendamping dari ITB Dr Ing.Ir Himasari Hanan bersyukur karena sudah diterima dengan baik oleh Wali Kota Risma meskipun datang dengan jumlah yang sangat banyak. Namun, ketika masuk di ruang sidang Wali Kota Surabaya, ternyata mereka tertampung semuanya dan tidak terlihat banyaknya rombongan.
“Terima kasih banyak karena sudah diberikan kesempatan untuk berkunjung dan bisa ditemui langsung oleh Bu Risma,” kata dia.
Ia menjelaskan bahwa kuliah lapangan ini khusus bagi mahasiswa yang akan menginjak semester 5 untuk mendapatkan pelajaran langsung dari lapangan. Bagi dia, hal ini sangat penting karena biasanya yang didapatkan di lapangan tidak ada di kelas kuliah. Ia mencontohkan pelajaran berharga yang sudah didapatkan para mahasiswa ketika berdiskusi dengan Wali Kota Risma.
“Pelajaran berharga yang mungkin tidak didapatkan di kelas adalah bahwa saat mendesain itu harus juga dipikirkan manusianya. Jadi, tujuan utamanya jangan sampai meleset, memang kita ubah secara fisiknya, tapi di balik fisik itu juga harus diperhatikan,” katanya.
Oleh karena itu, ke depannya apabila para mahasiswa itu akan membuat tugas mendesain sebuah proyek, maka harus dipikirkan pula keuntungan bagi masyarakatnya dan operasionalnya bagaimana, sehingga tidak asal dalam membangun. “Ini pengalaman dan pembelajaran yang berharga dan luar biasa dari Bu Risma yang mungkin tidak akan pernah anak-anak lupakan,” ujarnya. (wt)