Lamongan – Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama’ Kabupaten Lamongan menggelar halal bi halal dalam bentuk Halaqoh pengembangan pendidikan agama dan kegamaan.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan MoU dengan Kemenag Lamongan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, IPNU-IPPNU Lamongan serta PMII Lamongan, PCNU Lamongan dan seluruh perwakilan pondok-pondok pesantren naungan NU Lamongan ini berlangsung di Aula RM. Aqilah Deket Lamongan (22/06).
Dalam sambutannya, ketua PC RMI NU Lamongan H. Abdulloh Adib Haad menyampaikan bahwa sekarang sudah marak faham extrim yang mulai masuk di pondok-pondok pesantren, ini mengakibatkan negara mulai diusik dengan jargon berdirinya khilafah, negara islam dan lainnya.
Kuatnya pesantren juga bagian dari penguatan NU dan penguatan NKRI, karena diakui atau tidak nafas NU ada dalam pesantren serta cikal bakal NU berasal dari pesantren dan juga pesantren yang ikut andil membangun negara dan kemerdekaan republik Indonesia”. Papar Gus Adib Haad dalam sambutannya pagi tadi.
Dalam kesempatan acara tersebut, gus adib juga mengajak seluruh pondok pesantren untuk membuat data base, karena data base bagi PC RMI NU Lamongan sangat penting, selain digunakan untuk menghitung jumlah pesantren dalam naungan PCNU Lamongan, data base juga digunakan sebagai acuan bertindak apabila ada pondok pesantren baru yang mengatasnamakan NU tapi belum terdeteksi di PCNU Lamongan, selain itu dengan adanya data bade RMI Lamongan mampu memantau ponpes tersebut terpapar radikalisme atau tidak.
KH. Salim Azhar selaku Rais Syuriah PCNU Lamongan mengapresiasi dan menyambut baik acara tersebut. Acara demikian harus selalu didorong, apalagi dalam kesempatan ini ada MoU dengan IPNU-IPPNU Lamongan dan PMII Lamongan yang anggota merupakan anak-anak muda yang harus dibimbing dan dibina dengan baik, karena pada masa umur mereka-mereka yang sering kali menjadi target faham radikal.
Tutur pengasuh Pondok Pesantren Raudlotut Tullab Sendangduwur Paciran Lamongan.(rin)