Termasuk kegiatan ekonomi dimana telah banyak lembaga keuangan ekonomi yang sudah menyediakan layanan keuangan syariah, jadi sepertinya soal fasilitas tidak menjadi kendala, kata istri orang nomor satu di Jatim ini.
Ditambahkannya, Provinsi jatim juga memiliki koperasi wanita (kopwan) yang terdapat hampir di seluruh desa/kelurahan di Jatim. Kopwan ini sebagai salah satu wadah aktivitas ekonomi di tingkat desa dan memiliki posisi strategis dalam menggerakkan ekonomi lokal dan mampu memberdayakan kaum perempuan.
“Hampir semua kopwan ini dikelola oleh ketua PKK yang juga istri kepala desa. Ini bisa menjadi potensi dengan melibatkan mereka dalam proses diseminasi keuangan syariah di Jatim. Kami yakin keuangan syariah akan berkembang bila program sosialisasi dan distribusi buku pintar ini juga berjalan baik sehingga menjadi referensi keuangan syariah, jelasnya.
Pada kesempatan ini, Bude Karwo menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada kaum perempuan di Jatim, terutama Muslimat NU dan Aisyiyah Jatim yang selama ini ikut berperan aktif dalam menjadikan Jatim sebagai provinsi yang sangat responsif gender. Termasuk ikut mendukung dalam pertumbuhan ekonomi Jatim.
Sementara itu, Ketua OJK Regional IV Jatim, Heru Cahyono mengatakan, Buku Pintar Keuangan Syariah ini telah di-launching pada 7 Juni 2018 lalu saat bulan Ramadhan. Menurutnya, buku ini disusun bersama MUI Provinsi Jatim dan Asosiasi Dewan Pengawas Syariah Indonesia (ADPASI), beserta beberapa organisasi muslimah di Jatim seperti Muslimat NU Jatim, Aisyiyah Provinsi Jatim, serta Fatayat NU Jatim.
Buku ini berisi 25 materi dakwah yang terbagi tiga bagian utama, yakni mengenal keuangan syariah, industri jasa keuangan syariah, serta perencanaan keuangan keluarga islami.
Terkait perkembangan keuangan syariah di Jatim, Heru menjelaskan, share aset perbankan syariah di Jatim pada Oktober 2018 sebesar 5,35 persen, lebih rendah dari share nasional yang mencapai 5,78 persen. Sedangkan total pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah di Jatim mencapai 27,5 triliun rupiah tumbuh 13,05 persen (year on year), sengan share terhadap total kredit perbankan di Jatim mencapai 5,79 persen. (fir)