Semen Indonesia Ambil Alih Saham Holcim Indonesia

Semen Indonesia Ambil Alih Saham Holcim Indonesia
Semen Indonesia Ambil Alih Saham Holcim Indonesia

Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso menyampaikan, beberapa tujuan strategis atas aksi korporasi ini. “Kami bersyukur dapat mengumumkan transaksi pengambilalihan saham yang transformasional bagi Semen Indonesia Group, untuk dapat mempertahankan posisi sebagai market leader di Indonesia. Dalam situasi industri semen nasional yang semakin kompetitif, kombinasi antara Semen Indonesia dan Holcim Indonesia akan membuat foot print kami semakin besar dan kuat,” katanya.

Hendi juga menambahkan, akuisisi ini akan memperkuat jaringan penjualan dan produksi yang lebih luas. Meningkatkan kemampuan untuk menawarkan produk yang semakin beragam bagi para pelanggan, serta menawarkan berbagai peluang yang lebih baik bagi para karyawan, pemasok, para rekanan dan pemangku kepentingan perusahaan.

“Selain akan menjadikan Semen Indonesia Group sebagai perusahaan semen terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, transaksi ini juga merupakan wujud nyata sumbangsih BUMN dalam meningkatkan ketahanan industri semen nasional yang akan mendukung pembangunan berkesinambungan di tanah air,” ujar Hendi Prio Santoso.
Berdasarkan POJK 9/2018, setelah transaksi pengambilalihan saham ini terlaksana, Semen Indonesia akan menyampaikan pernyataan Penawaran Tender Wajib atas 1.483.287.180 lembar saham (atau setara 19.4%) kepemilikan saham Holcim Indonesia yang dimiliki oleh pemegang saham publik, kepada OJK.

Tentang Holcim dan Semen Indonesia
Holcim Indonesia didirikan pada tahun 1971, dan kemudian tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1977. Sebesar 80,6% saham Holcim Indonesia, dimiliki oleh Holderfin BV (yang dimiliki oleh LafargeHolcim) dan sisanya 19,4% dimiliki oleh pemegang saham publik.

Holcim Indonesia merupakan produsen semen terbesar ketiga di Indonesia, memiliki 4 pabrik semen yang berlokasi di Lhok Nga (Aceh), Cibinong (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), dan Tuban (Jawa Timur). Dilengkapi dengan terminal distribusi di Sumatera dan Kalimantan.

Pada tahun 2017, Holcim Indonesia mencatat pendapatan sebesar Rp 9,4 triliun, setara USD 701 juta, berdasarkan nilai tukar USD tahun 2017

Sedangkan Semen Indonesia, didirikan pada tahun 1957 di Gresik, dengan nama PT Semen Gresik. Pada tahun 1995, Semen Indonesia melakukan konsolidasi dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group. Pada tahun 2013, Semen Gresik Group berubah menjadi Semen Indonesia Group sebagai strategic holding company yang menaungi PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, dan Thang Long Cement JSC.

Semen Indonesia Group merupakan perusahaan BUMN semen terbesar di Indonesia dengan kapasitas terpasang sekitar 38,2 juta ton semen per tahun. Menjadi perusahaan BUMN terbuka pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991, dengan kepemilikan saham saat ini 51% dimiliki pemerintah, dan 49% oleh publik. (wt)