Pasuruan – “Ibu, Kaulah Pahlawan Sejatiku. Tak perlu berperang, bahkan harus bersimbah darah, perjuanganmu lebih dari pahlawan itu. Sungguh, dari hati yang paling dalam, terimalah permintaan maaf dariku, anakmu. Ibu, Hanya maaf yang bisa aku sampaikan, semoga nanti aku bisa membuatmu bangga memiliku”.
Barisan kata-kata di atas bukanlah dari seorang pujangga kenamaan yang terkenal akan karya masterpiecenya, melainkan keluar dari bibir Nuzulul, salah satu warga binaan Rumah Tahanan Negara Kelas II B Bangil.
Dengan lantangnya, perempuan 36 tahun yang tersandung kasus penggelapan tersebut berdeklamasi layaknya seorang pembaca puisi yang sesungguhnya, dalam acara The Gathering of Heroes, di Aula Rutan Bangil, Sabtu (10/11/2018). Bahkan, saking bagusnya, penampilan Nuzulul yang membaca puisi berjudul “Ibuku, Pahlawanku”, mendapatkan aplause dari seluruh pegawai, warga binaan, maupun Kepala Rutan Bangil, Wahyu Indarto.
“Latihannya hanya dua hari saja, karena Surat Edaran dari Dirjen Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM baru turun hari kamis kemaren. Tapi meski sebentar, hasilnya sangat maksimal,” ungkap Wahyu sembari menyaksikan penampilan warga binaannya itu.
Menurut Wahyu, The Gathering of Heroes adalah event yang dilaksanakan dalam rangka menumbuhkan semangat kepahlawan serta meningkatkan kebersamaan antara petugas, warga binaan, keluarga dan masyarakat yang berada di sekitar lembaga pemasyarakatan maupun rumah tahanan, salah satunya di Rutan Bangil.