“Kumpulan emas paling besar se-Asia Tenggara ada di Jatim. Kalau data dari satelit internasional tersebut valid, bisa jadi Jatim terbesar kedua di dunia setelah Afrika Selatan,” kata orang nomor satu di Jatim.
Lebih lanjut disampaikannya, industri perhiasan Jatim juga mempunyai peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Jatim. Permintaan terhadap produk perhiasan, khususnya emas, menunjukkan tren yang semakin meningkat. Karena selain dapat berfungsi sebagai karya seni yang mampu memperindah penampilan, produk perhiasan juga dapat digunakan sebagai sarana investasi yang menjanjikan.
Selain itu, industri perhiasan di Jatim, lanjutnya, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 17.600 orang.
Sementara itu, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menanggapi biaya masuk ekspor perhiasan di Dubai dan Turki, biaya masuk itu sudah diberlakukan sejak tahun 2012 mencapai 5 persen. Akan tetapi per Januari 2017 dari Singapura ke Dubai dikenakan persen.
Dalam hal ini, perhiasan dari Indonesia dibeli Singapura, kemudian masuk ke Dubai dikenakan 0 tarif. Dengan demikian manfaatnya tidak diterima langsung oleh pengusaha perhiasan Indonesia. (guh)