Sumenep – Pengusaha Tambak laut di daerah pesisir yang ada di Kabupaten Sumenep ini bernama Hendri yang bekerjasama dengan warga Asing kewarganegaraan China. Hampir di daerah pantura sudah dikuasai orang asing, dan masuknya pengusaha dari luar ini berkat kerjasama dengan pemerintah kab. Sumenep, ini sudah pasti. Kata Kordinator front pejuang Masyarakat Sumenep (FPMS) Bambang Supratman (17/10)
Kepada media warta Transparansi. Com, Bambang mengatakan, Apa jadinya jika kabupaten sumenep yang dikenal dengan kota Santri ini akan menjadi sarang china yang atheis, tentu keputusan pemerintah Kabupaten sumenep ini sangat bertentangan dengan para Ulama yang ada di Kab. Sumenep, sebab, apapun alasannya kata dia, kita tidak boleh bekerjasama dengan seorang Atheis, itu tidak boleh secara agama kita. Tegas Bambang
Dikatakan Bambang, Jika warga Asing sudah menguasai kabupaten paling ujung pulau madura ini, maka tak menutup kemungkinan masyarakat akan menjadi budak di negeri sendiri, hal ini jelas karena ketidakpedulian Pemerintah terhadap masyarakat sumenep, khususnya di daerah pinggiran kota sumenep. Tuding Bambang
Jika ditanya masalah pelanggaran, Kata Bambang, kita warga Islam yang jelas penduduknya lebih banyak Muslimya dan organisasi Nahdhatul Ulama, sudah bisa dipastikan menolak warga asing masuk di kabupaten sumenep, kata dia, pemerintah wajib membatalkan izinnya. Seperti halnya reklamasi teluk Jakarta. Tidak ada izin, Pemprof DKI batalkan izin reklamasi, meskipun investornya banyak dibekingi oleh orang kuat. Tudingnya.
ini baru tingkat Kabupaten, sambungnya, belum Negara/pemerintah tidak boleh kalah dengan investor yang melawan aturan apalagi sudah jelas kewarganegaraan asing, semestinya pemerintah berpikir, bagaimana nasib anak cucu kita nantinya. Kilahnya
jika Andri tidak berkomentar di media, terkait sosialisasi tambak ke masyarakat sebelum perusahaan tambak laut itu di bangun, artinya saudara Hendri tidak punya iktikad baik kepada masyarakat, dan saya akan gerakkan massa dari berbagai daerah agar menghentikan pekerjaan proyek Tambak udang tersebut pungkasnya.
sementara Andri tetap memilih bungkam dan tidak merespon pemberitaan di media, hanya saja pemberitaan yang di catnya dibuka dan di baca, namun tetap tak merespon (sal)