Ketua Panitia pelaksana, Zairi Amin mengatakan kalau dirinya merasa sangat bangga dengan suksesnya peluncuran Antologi Isyarat gelombang II meskipun prosesnya terbilang cukup lama, kepada Kiai Moh. Faizi dan Syaf Anton WR ucapan terima kasih terus disunggingkan karena sebagai pembina proses kreatif dari awal sampai terbitnya antologi Isyarat Gelombang II
Kiai Moh. Faaizi mengatakan, Kehidupan keseharian santri itu sudah puitis, maka tak heran jika santri Annuqayah itu menjadi penulis puisi yang puitis, didalam buku Antologi Isyarat Gelombang II ini, sangat menarik karena momentnya bersamaan dengan acara reuni Annuqayah dengan tema kembali ke Annuqayah
Isyarat Gelombang II belum sepenuhnya bercermin puisi karena mungkin penulisnya mengalami jeda setelah menjadi alumni, namun rasa semangat yang dimilikinya mencontohkan kalau mereka masih ingin berproses
Raedu Basha, mengatakan kalau buku isyarat gelombang II itu diibaratkan sebagai ritual bagi santri, apalagi santri yang sudah banyak menghafalkan nadhaman barzanji yang memang sudah menjadi kebiasaan para santri sehari-harinya
Dalam berproses menulis puisi tidaklah mudah tapi perlu melakukan terobosan-terobosan baru, semisal karyanya ditolak oleh Media, lalu berhenti berkarya, nah ini sebuah kegagalan penulis dalam berproses, makanya penulis itu harus berani menghadapi tantangan kalaupun karyanya ditolak harus terus berupaya untuk berproses kreatif. Punkasnya. (sal)