Terduga teroris AS dan IDO diduga berperan sebagai perekrut dan pendoktrin dalam pelatihan militer di Pulosari. Sementara NVR berperan sebagai pembuat jadwal pelatihan tersebut.
“AD perannya merekrut dan sebagai instruktur pelatihan di Pulosari,” katanya.
Sementara ARM diketahui pernah mengikuti rapat di Pondok Pesantren Batu, Malang, Jawa Timur serta turut membahas rencana pengeboman perayaan Natal dan Tahun Baru 2016.
Terduga teroris STO, SDR dan JRM tercatat sebagai peserta pelatihan militer di Pulosari.(ant/ais)