Dan, dua batang tebu dibawa oleh dua orang sesuai jenis kelaminnya. Selama perjalanan, para pengiring bersholawat bersama. Hingga, sesampainya di PG lokasi, ‘kedua mempelai’ diserahkan.
Menurut General Menager PG Pesatren Baru, HB Koes Darmawanto, prosesi ini merupakan tradisi budaya yang dilaksanakan sejak dulu. Seluruh pegawai, petani, masyarakat dan jajaran pemerintah daerah hadir.
“Kami berharap proses giling tahun ini berjalan dengan lancar tidak ada kendala,” katanya.
Dia menjelaskan, penyatuan dua batang tebu ini merupakan wujud rasa syukur. Harapanya, PG Pesantren Baru dan petani dimusim giling tahun ini dapat berjalan dengan lancar, serta menghasilkan kristal gula yang erkualitas dengan melimpah.(bud)