Minggu, 6 Oktober 2024
31 C
Surabaya
More
    Jawa TimurBanyuwangiBuah Naga Organik jadi andalan Banyuwangi

    Buah Naga Organik jadi andalan Banyuwangi

    BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi mendorong pengembangan buah naga organik karena permintaan produk-produk organik yang terus meningkat.

    Saat ini kian banyak masyarakat yang ingin mengonsumsi produk sehat dan bebas residu berbahaya. Jumlah makin hari kian meningkat.Bahkan nantinya bisa menyalip permintaan komoditas biasa yang non-organik.

    “ Kami juga menyiapkan outlet khusus produk organik di Bandara Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwa Anas saat panen raya Kelompok Tani Pucangsari di Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu Banyuwangi.

    Pemerintah Banyuwangi memfasilitasi sekolah lapang kepada para petani buah untuk menjalankan praktik agrikultur yang baik atau good agricultural practices (SL-GAP) dan good handling practices (SL-GHP). Dengan penanganan yang baik, buah naga organik bisa terjaga kualitasnya dengan rasa buah lebih manis dan tekstur lebih renyah.

    Baca juga :  Target Tuntas 2025, Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi dan Asrama Inggrisan

    “Nilai ekonomisnya pastinya lebih tinggi dari yang tidak organik. Selisihnya bisa Rp4.000-5.000 di tiap kilogramnya, tentu lebih mahal yang non-organik,” kata Anas yang mencicipi langsung buah naga yang baru saja dipanen.

    Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan, luas panen buah naga di Banyuwangi 2.283 hektare dengan produksi 117.709 ton. “Banyuwangi adalah sentra buah naga nasional,” kata dia.

    Arief menambahkan, untuk pengembangan buah naga organik, saat ini Kelompok Tani Pucangsari telah mendapatkan sertifikat organik PRIMA yang menjamin mutu dan kemanan pangan. “Banyuwangi juga mempunyai sejumlah komoditas organik yang telah tersertifikasi, terutama beras merah organik yang bahkan juga telah diekspor,” paparnya.

    Baca juga :  Kunjungan ke Lapas Banyuwangi, Dirjen HAM Pastikan Penerapan Layanan Berbasis HAM Berjalan dengan Baik

    Ketua Kelompok Tani Pucangsari yang menggarap buah naga organik, Rukiyan, mengatakan, sejak awal penanaman pihaknya menerapkan cara yang memenuhi standar organik. “Dengan cara ini buah yang dihasilkan lebih tahan lama sampai 25 hari, sedangkan kalau non organik 7-10 hari sudah rusak,” ujar Rukiyan.

    Rukiyan mengatakan, dalam satu musim, dengan luas lahan 40 hektar, hasil panen buah naga organik kelompoknya sebanyak 1.600 ton dengan nlai ekonomis yang lebih tinggi. “Dengan modal Rp 40 juta juta, kami bisa memperoleh Rp 560 juta setiap musimnya sekitar sembilan bulan,” ujarnya.

    Rukiyan mengaku perminta nbuah naga organik cukup tinggi, bahkan dia belum bisa memenuhi semuanya.

    Baca juga :  Target Tuntas 2025, Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi dan Asrama Inggrisan

    “Kami mengirim buah naga organik ke berbagai kota dan luar negeri. Di antaranya ke Jakarta 40 ton per bulan, Malang 16 ton per bulan, Bali dan Bogor masing-masing 8 ton per bulan, ekspor ke Singapura 4 ton per bulan. Kami juga pasok jeruk dan jambu kristal organik,” tutur Rukiyan. (ifr)

    Editor : Nakula

    Redaktur : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2018 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan