Saat Kampanye, Hindari Fitnah dan Caci Maki, Tapi Etika dan Akhlak

Saat Kampanye, Hindari Fitnah dan Caci Maki, Tapi Etika dan Akhlak

“Jadi, Alhamdulilah saya lihat semangat warga NU untuk menggunakan hak pilihnya melalui penyaluran aspirasi hak politiknya dalam pesta demokrasi Pilgub yang akan datang ini luar biasa. Mungkin karena mereka berkeyakinan bahwa calon-calon yang muncul saat ini adalah all NU,” paparnya.

Apalagi, beber Mutawakkil, tentunya banyak perbedaan aspirasi politik dari warga NU maupun masyarakat. Tapi mayoritas mereka bersandar pada arahan dan juga fatwa, petunjuk para kiai-kiai. Mereka ulama-ulama bagi lingkungan pengasuh pesantren maupun struktur NU.

“Nah, khususnya unsur suriyah dan kebetulan mayoritas ulama-ulama dan kiai-kiai kita memang sudah menetapkan bahwa calon gubernur yang jadi refresentasi dari NU adalah Gus Ipu dan wakil Gus Azwar Anas.

Diharapkan kedua pemimpin ini benar-benar komitmen terhadap apa yang sudah diamanatkan para kiai dan ulama. Kalau mereka ditakdirkan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur berpegang teguh kepada segala program kebijakan pemimpin harus bermuara untuk kemaslahan ummat, kemaslahatan masyarakat dan kemaslahat rakyat. Atau istilah teman-teman PDIP pro rakyat,” urainya.

Muttawakkil berharap agar pemimpin asli kader NU ini atas doa dan tirakat para kiai-kiai. Mereka dapat menyelesaikan persolan-persoalan keagamaan dan kemasyarakatan, khususnya yang ada di Jawa Timur.

Seperti membengkaknya pengangguran, kemiskinan, pelayanan kesehatan dan akses untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

“Tidak kalah pentingnya tentunya pendidikan berkarakter melalui madrasah-madrasah, seperti madrasah safiniyah maupun taman pendidikan alqur’an. Kita harapkan dengan upaya, dohir, upaya batin dan upaya spiritual yang akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur lahir dan batin,” ungkap Mutawakkil. (ari)