“Kami tidak berniat untuk memindahkan mereka untuk keluar dari Balai Pemuda. Rapat dengar pendapat mencarikan solusi, dengan semangat yang sama yaitu memajukan dan mengembangkan kesenian di Surabaya,” kata Widodo.
Namun untuk penempatan di Gedung Merah Putih untuk DKS dan BMS ini sifatnya sementara sebab dari Pemkot sendiri sudah menyiapkan alternatif gedung pengganti sekretariat DKS dan BMS menyatu dengan gedung DPRD Kota Surabaya yang baru setinggi tujuh lantai tersebut.
“Kami bukan berniat memindahkan DKS dan BMS di sana, tapi Gedung Kesenian itu untuk wadah latihan dan pertunjukan mereka,” kata Widodo.
Eri Cahyadi juga menambahkan dalam rencana awal, desain pertama, dari gedung baru DPRD ada ruang untuk DKS dan BMS di dua lantai. “Rencana itu sudah kami sampaikan ke wali kota juga, saya sampaikan bahwa ada dua lantai gedung DPRD yang baru di antaranya adalah untuk DKS dan BMS, jadi tidak keluar dari Balai Pemuda,” kata Eri.
Eri kembali menegaskan memasukkan DKS dan dalam perencanaan di gedung baru dewan, sesuai saran DPRD agar mereka tidak sampai keluar komplek Balai Pemuda.
“Nanti kita akan undang DKS dan BMS untuk bicara bersama. Supaya bisa disesuaikan kebutuhannya seperti apa. Tadi sempat ada pertimbangan kalau jadi masuk ke gedung tujuh lantai itu, aksesnya mau dipisah agar tidak menjadi satu, maka kita akan bicarakan,” kata Eri.
Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji mengatakan perubahan rencana pembangunan DPRD ini sudah diubah sebagai tiga kali. Menurut politisi PDIP ini, revisi ini merupakan bentuk akomodir suara dan kebutuhan masyarakat dan kelompok.
“Artinya masukan semua kita tampung, dari ulama, dari komunitas, dari seniman. Kita mencari jalan keluar terbaik dan bagaimana yang benar,” katanya. (ant/min)