JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Hidup berkecukupan ialah impian semua orang. Hidup berkecukupan berarti tidak kekurangan kebutuhan pokok, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan. Hidup berkecukupan juga berarti memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk kemampuan berjaga-jaga di masa depan.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat ekonomi seseorang, seperti pendidikan, pekerjaan, dan sumber daya yang dimiliki. Ada tiga langkah penting sebagai pendekatan yang dapat dipergunakan untuk dapat membantu seseorang mencapai hidup berkecukupan.
Pertama, bersungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan. Penghasilan ialah sumber utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, penting untuk memiliki penghasilan yang cukup dalam usaha memenuhi kebutuhan saat ini dan di masa depan.
Ada banyak cara untuk mendapatkan penghasilan, misalnya dengan bekerja akan mendapatkan upah, dengan berwirausaha akan mendapatkan keuntungan, atau dengan berinvestasi yang akan mendapatkan dividen. Dan cara terbaik untuk meraih penghasilan, baik melalui bekerja, berwirausaha, ataupun berinvestasi, ialah dengan bersungguh-sungguh untuk dapat memenuhinya.
Yang dimaksud bersungguh-sungguh ialah memiliki kompetensi atau keterampilan (ilmu) yang cukup melalui kerja keras, cerdas, ikhlas, dan tuntas sesuai bidang pekerjaan yang dijalani, termasuk makna bersungguh-sungguh, yakni proses saat meraihnya juga harus dengan cara yang baik (halal).
Ketika proses meraihnya dilakukan dengan cara yang baik, yakni dengan tidak merugikan orang lain, maka hati menjadi lebih tenang dan hidup terasa nyaman. Tenangnya hati dan nyamannya seseorang dalam berkehidupan, akan memudahkannya dalam meraih kemampuan untuk bersyukur atas apa yang telah dikaruniakan.
Hal ini tentu menjadi modal yang sangat dibutuhkan siapapun dalam membangun komunikasi dan hubungan baik yang optimal dengan orang lain, baik dalam bekerja, berwirausaha, maupun berinvestasi.
Ketenangan diri yang dimiliki juga akan membuat seseorang cenderung lebih fokus, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja. Hati yang tenang juga dapat membantu berpikir lebih jernih dan objektif, sehingga akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan yang tepat.
Langkah kedua ialah dengan berbelanja secara pertengahan. Penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarga saja tidak cukup untuk dapat disebut telah mencapai hidup berkecukupan. Kita juga perlu mampu mengelola keuangan dengan bijak supaya pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
Salah satu cara untuk mengelola keuangan dengan bijak ialah berbelanja secara pertengahan. Berbelanja secara pertengahan dapat diartikan sebagai pembelanjaan yang tidak boros, tetapi juga tidak kikir. Maksudnya ialah supaya kita harus memiliki kemampuan untuk dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan ialah hal-hal yang harus dipenuhi untuk bertahan hidup, sedangkan keinginan ialah hal-hal yang tidak harus dipenuhi karena tidak memiliki efek negatif dan pula tidak ada konsekuensi terhadap diri kita.
Kemudian untuk dapat berbelanja secara pertengahan, kita dapat gunakan konsep penting-mendesak. Konsep ini membagi pengeluaran menjadi empat kategori.
Pertama, penting mendesak, ialah pengeluaran yang harus dibelanjakan segera. Apabila tidak dibelanjakan, maka akan timbul konsekuensi yang akan datang dalam waktu dekat. Contohnya membayar tagihan listrik, air, berbelanja makanan pokok, dan seterusnya.