MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Perahu Mojopahit berukuran aslinya dengan panjang 45 meter yang berlokasi disamping anak Sungai Brantas. Pembangunan ini merupakan bagian dari apresiasi Pemerintah Pusat terhadap Kota Mojokerto yang sampai saat ini ekseistansinya masih bisa kita lihat melalui berbagai warisan budaya. Ini diutarakan Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari dalan kegiatan Peringatan Nuzunul Qur’an bersama Gus Miftah di Masjid Jamik Al- Fattah Kota Mojokerto, Selasa (19/4/2022).
Walikota Kota Mojokerto, yang akrab disapa Ning Ita mengucapkan Alkhamdulillah, karena pada hari ini bisa bersilahturahmi dalam acara Peringatan Nuzunul Qur’an. Pada kesempatan ini, Ning Ita menyempatkan untuk memperkenalkan klausul kota Mojokerto.
“Kota Mojokerto adalah Kota terkecil kedua di Indonesia namun dialiri oleh sungai besar dan memiliki keterkaitan sejarah yang sangat kuat dengan Kerajaan Majapahit dan Presiden Soekarno. Pada abad ke-14, Mojokerto merupakan bagian dari pusat Kerajaan Mojopahit,’’jelas Ning Ita.
Masih katanya, Kota Mojokerto merupakan bagian yang masuk dalam proyek strategis nasional. OLeh karena itu di tahun 2023 nanti akan dibangun sebuah Kapal Mojopahit berukuran aslibya panjang 45 Meter yang berada disamping anak Sungai Brantas.
‘’Sejarah Presiden Soekarno berada di Kota Mojokerto cukup lama, berdasarkan literasi sejarah, yakni mulai dari tahun 1907 hingga1915 yang ketika itu Presiden Soekarno sekolah di SDN Purwotengah 1 Kota Mojokerto dan SMPN 2 Kota Mojokerto. Banyak sekali jejak sejarah beliau di Kota Mojokerto, itulah yang akan kami angkat sebagai salah satu destinasi sejarah di Kota Mojokerto,’’terang Ning Ita.
Dijelaskan destinasi sejarah tersebut sudah kita simbolkan dengan pemberian sebuah prasasti dalam bentuk patung Soekarno masa kecil. Dimana patung tersebut menggambarkan adanya akulturasi budaya jawa yang tercermin dari busana yang dikenakan Soekarno di masa kecil. Banyak sekali potensi yang perlu di kembangkan di Kota ini, selain merupakan pusat perdagangan dan jasa, Kota Mojokerto ini, justru menjadi Barometer bagi perdagangan untuk daerah daerah sekitarnya.
“Perlu diketahui, Masjid Agung AlFattah ini berada di tengah-tengahnya Kota Mojokerto, berdekatan dengan alun–alun dan tempat ini insyaallah akan menjadi tempat yang nyaman bagi kegiatan masyarakat khususnya keagamaan dan social, ‘’jelasnya.
Masih kata Ning Ita, dengan hadirnya pendakwah Gus Miftah, disambut dengan antosian oleh para jamaah yang hadir di Masjid Agung AlFattah ini dan menganggabnya bagai oase di padang pasir, karena dalam 2 tahun masa pandemic ini masyarakat Kota Mojokerto hanya bisa mengikuti tausiah melalui virtual dan baru kali inilah Kota Mojokerto masuk PPKM level 1 dan kita bisa mengikuti pengajian secara tatap muka.