Perselingkuhan Dapat Menyebabkan Trauma Bagi Korban

Perselingkuhan Dapat Menyebabkan Trauma Bagi Korban

Jakarta (WartaTransparansi.com) – Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengingatkan perselingkuhan dapat menyebabkan trauma bagi korban.

“Perselingkuhan dapat menyebabkan trauma. Mereka yang mengalami perselingkuhan ternyata memenuhi kriteria untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD),” kata Kasandra saat dihubungi WartaTransparansi.com, Jumat.

Dia melanjutkan, berbagai masalah juga akan muncul sebagai respon emosional akibat perselingkuhan, antara lain banyak pikiran, gangguan makan dan tidur, suasana hati yang tidak menentu, masalah kesehatan, hingga depresi.

“Dampak yang dirasakan (oleh korban perselingkuhan) juga di antaranya menyalahkan diri sendiri dan merasa jika harga dirinya rendah,” imbuh dia.

Selain itu, Kasandra mengatakan perselingkuhan juga akan membawa dampak negatif terhadap anak. Menurutnya, anak yang orangtuanya selingkuh dapat sangat tertekan, stres, atau depresi.

“Perasan tertekan seperti ini dapat membuat si anak menjadi lebih pendiam, jarang bergaul, dan prestasi sekolahnya akan merosot,” ujar Kasandra.

Sebaliknya, lanjut dia, anak juga dapat menjadi pemberontak. Jiwa labil seorang anak yang sedang depresi dapat menggiringnya ke dalam pergaulan yang salah dan membenci orang tua mereka.