Jelang Berlakunya Pembelajaran Tatap Muka, Guru Dapat Prioritas Vaksin

Jelang Berlakunya Pembelajaran Tatap Muka, Guru Dapat Prioritas Vaksin
Gubernur Khofifah Indar Parawansa didampingi Wagub Emil Dardak dan Plh Sekdaprov Heru Tjahjono.

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Menjelang persiapan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di Jawa Timur yang rencananya akan diselenggarakan 5 Juli 2021 mendatang serta dimulainya pembelajaran di pesantren, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat koordinasi bersama dengan Bupati/Walikota se Jatim secara virtual di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin.

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Khofifah menginstruksikan kepada seluruh Kepala Daerah di Jawa Timur, untuk memprioritaskan vaksinasi pada para guru dan tenaga pendidik SMA, SMK dan SLB .

Instruksi tersebut disampaikan mengingat, dari total guru dan tenaga pendidik di Jatim yang berjumlah 108.694 orang, per 17 Mei 2021 masih 55,18 % guru dan tenaga pendidik yang mendapatkan vaksin tahap pertama. Sedang untuk tahap kedua, masih sebanyak 35,60 % guru dan tenaga pendidik.

“Kami baru rakor (rapat koordinasi) dengan MKKS SMK , SMA dan SLB, dan kami berkoordinasi kepada masing-masing Kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota, kita memastikan vaksinasi untuk guru mohon diprioritaskan,” tegas Khofifah.

Lebih lanjut Khofifah menambahkan, sisa waktu terhitung hari ini hingga 5 Juli 2021 mendatang, Bupati/Walikota diharapkan sesegera mungkin melakukan persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sesuai SKB empat menteri yang diterbitkan tanggal 30 Maret 2021. Adanya keputusan PTM tersebut nantinya bersering dengan melihat perkembangan dinamika pandemi Covid-19. Dimana nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan, termasuk dengan jam pelajaran serta proses PTM nya.

Meski begitu, terang Khofifah, keputusan PTM tidak terlepas dari persetujuan masing-masing orang tua murid. Sementara dilain hal, guna mengantisipasi adanya reaksi guru yang menolak untuk dilakukannya vaksinasi, Gubernur Khofifah juga menginstruksikan untuk langsung ditindaklanjuti Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

“Sekolah internasional juga guru-gurunya harus diberikan akses untuk mendapatkan vaksinasi. Maka jika nantinya ada kekurangan dosis, bisa dikoordinasikan dengan Kadinkes Jatim,” kata Khofifah.

Dirinya pun menjelaskan, adanya beberapa guru yang sudah melakukan vaksinasi menjadi modal awal yang baik. Apalagi dari catatan Dinas Kesehatan Jawa Timur, saat ini, ketersediaan vaksin di kabupaten/kota mencapai 2.416.402 dosis di 3.000 fasilitas kesehatan (Faskes).

“Sedangkan kalau dipotong dengan dosis kedua ada sekitar 1.550.456 dosis yg tersimpan, setelah pemenuhan dosis kedua. Ini artinya kalau ada 50 persen guru yang sudah tervaksinasi, berarti masih ada sekitar 50 ribu yang belum mendapatkan vaksin. Kita bisa menggunakan sisa vaksin yang 1,5 juta itu untuk mendahulukan seperti yang disarankan Bapak Presiden dan Menteri Kesehatan. Karena yang paling beresiko saat ini adalah lansia dan guru,” jelas Khofifah.

Adanya vaksinasi untuk para guru dan tenaga pendidik, dirinya berharap agar hasilnya dapat seperti vaksinasi SDM Kesehatan. Dimana saat ini, dengan efektifitas vaksinasi yang dilakukan dapat menurunkan jumlah kasus covid-19 yang terjadi pada SDM Kesehatan.