banner 728x90

Hindari Virus Monkeypox, Dinkes Banyuwangi Minta Warganya Andalkan Pola Hidup Sehat

Hindari Virus Monkeypox, Dinkes Banyuwangi Minta Warganya Andalkan Pola Hidup Sehat

Banyuwangi – Masyarakat Indonesia sempat digegerkan virus monkeypox (cacar monyet) yang terjadi di Singapura. Dinas Kesehatan Banyuwangi meminta warga mengandalkan pola hidup bersih dan sehat sebagai salah satu bentuk bentuk upaya antisipatif.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah memastikan hingga saat ini kasus monkeypox belum terjadi di Indonesia. “Oleh karena itu, kami imbau agar warga tetap tenang dan tidak khawatir berlebihan,” kata dr. Rio, sapaan akrabnya.

Meski belum ditemukan kasusnya, pemkab telah melakukan sejumlah langkah pencegahan terhadap masuknya penyakit yang berasal dari Afrika bagian Barat tersebut. Pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh puskesmas dan Rumah Sakit (RS) di Banyuwangi untuk terjun melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi terkait monkeypox ke masyarakat.

Ia berharap, berbagai pelayanan kesehatan punya kewaspadaan ekstra terhadap gejala cacar monyet pada masyarakat. “Sebab sampai sekarang virus cacar monyet memang belum ditemui di Indonesia. Sosialisasi, imbauan dan edaran ke jajaran kami sudah dilakukan untuk menambah kewaspadaan,” kata Rio.

Namun, lagi-lagi ia menekankan bahwa perilaku bersih dan sehat merupakan kunci untuk menghalau cacar monyet. “Sosialisasi semua sudah dilakukan, namun yang penting adalah perilaku bersih dan sehat. Karena disebarkan virus, penyakit ini mudah menular dan mewabah. Makanya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” ia menegaskan.

Cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang atau zoonosis. Penularan cacar monyet dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit dari binatang yang terinfeksi virus cacar monyet.

Sedangkan penularan pada manusia, menurut Rio, terjadi melalui kontak dengan monyet, tikus gambia, dan tupai. Penularan dapat pula terjadi karena mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Kalau penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.