Kediri  

BI Kediri Optimalkan EWS, Gerakan Pangan Murah Menjadi Jurus Jitu Tekan Inflasi Jelang Nataru

BI Kediri Optimalkan EWS, Gerakan Pangan Murah Menjadi Jurus Jitu Tekan Inflasi Jelang Nataru
Seorang pedagang telur di Pasar Bandar Kediri menunjukkan stok dagangannya. Harga telur ayam ras turun dari Rp30.000 pada Oktober menjadi Rp29.000 per kilogram pada awal November 2025. (Foto: Moch Abi Madyan)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), tekanan inflasi di Kota Kediri mulai terasa. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober 2025 naik 0,40 persen (month-to-month/mtm), lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Timur (0,35 persen) dan nasional (0,28 persen). Kenaikan harga emas perhiasan, telur ayam ras, dan cabai merah menjadi pendorong utama inflasi.

Ketua Tim Harga BPS Kota Kediri, Hilda Oktarina, mengatakan tren kenaikan harga emas global menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi. “Pada Oktober 2025, IHK Kota Kediri tercatat sebesar 108,37. Kenaikan ini didominasi oleh kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, di mana komoditas emas perhiasan memberikan andil inflasi paling signifikan,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).

Ia menambahkan, telur ayam ras dan cabai merah juga mengalami lonjakan harga cukup tajam di pasar. Secara tahunan, inflasi Kediri mencapai 2,68 persen (year-on-year/yoy), masih dalam kisaran target nasional 2,5 ± 1 persen.

Hilda Oktarina dari BPS Kota Kediri memaparkan data inflasi Oktober 2025 di ruang kerjanya.
Ketua Tim Harga BPS Kota Kediri, Hilda Oktarina, memaparkan perkembangan inflasi Oktober 2025 yang naik 0,40 persen akibat kenaikan harga emas, telur ayam ras, dan cabai merah.(Foto: Moch Abi Madyan)

Dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) Kediri menilai inflasi masih terkendali namun perlu diantisipasi menjelang akhir tahun. “Harga emas naik karena pengaruh global,” jelas Tim Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan Keuangan BI Kediri. “Inflasi telur dan daging ayam lebih dikarenakan adanya kenaikan harga jagung. Tim TPID terus berkoordinasi dan meminta Bulog segera menyalurkan SPHP Jagung,” tambahnya.

BI Kediri memproyeksikan tekanan inflasi akhir tahun bakal datang dari tiga komoditas utama: tiket transportasi, telur ayam, dan cabai. Untuk meredamnya, BI merekomendasikan penguatan komunikasi publik, penyusunan neraca pangan daerah, serta pemantauan harga berbasis Early Warning System (EWS).

Pemerintah Kota Kediri turut menyiapkan langkah cepat menjaga stabilitas harga. Kepala Bagian Administrasi Perekonomian, Bambang Tri Lasmono, mengatakan, “Langkah taktis jangka pendek yang kami lakukan antara lain Operasi Pasar dan Gerakan Pangan Murah.” Menurutnya, pemerintah juga memangkas rantai distribusi agar harga di tingkat konsumen tetap terjangkau.

Penulis: Moch Abi Madyan