SAMPANG (Wartatransparansi.com) — Kasus dugaan pelecehan seksual oleh salah satu pegawai Bank Jatim Cabang Sampang terhadap siswi magang SMK Negeri 1 Sampang memicu kehebohan publik. Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Nur Faizin, mendesak manajemen Bank Jatim mengambil langkah tegas terhadap terduga pelaku.
“Saya dapat informasi sejak kemarin dari tim yang mengirimkan link berita. Saya langsung konfirmasi ke Bank Jatim pusat. Jawabannya, kasus ini masih dalam proses penelusuran,” ujar Nur Faizin, Selasa (7/10/2025).
Pegawai Bank Jatim berinisial M.M. diduga melakukan pelecehan terhadap korban S, siswi magang yang sedang membantu pelayanan di bagian customer service. Berdasarkan informasi, M.M. bukan kali pertama terlibat dalam kasus serupa. Terduga pelaku disebut juga pernah dilaporkan atas tindakan tak senonoh di Cabang Sumenep dan Cabang Sampang.
“Kalau memang benar pelakunya orang yang sama, ini bukan lagi soal kelalaian, tapi pembiaran. Orang seperti ini tidak boleh dilindungi, harus dipecat,” tegas Faizin.
Faizin juga menyoroti lemahnya sistem pengawasan dan peran SDM Bank Jatim. Ia menilai pihak manajemen gagal melindungi korban dan membiarkan pelaku mengulangi perbuatannya.
“Bank Jatim harus menindak tegas predator seksual seperti ini. Bila terbukti, bank wajib memberikan pendampingan psikologis bagi korban,” ujarnya.
Ia menekankan, sebagai BUMD milik Pemprov Jatim, Bank Jatim harus mengedepankan Good Corporate Governance (GCG) dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme.
Faizin juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap lambannya respons pihak Bank Jatim pusat. Ia menyebut telah mengirimkan pesan langsung kepada Direktur Kepatuhan, Umi Rodiyah, namun belum mendapat jawaban pasti.
“Jawabannya hanya akan dicek. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Respons seperti ini sangat lamban dan menimbulkan kesan seolah pelaku dilindungi,” sindirnya.
Peristiwa dugaan pelecehan ini terjadi pada akhir September lalu. Korban disebut mengalami tindakan tidak pantas seperti pegangan tangan secara berulang dan perabaan di area sensitif. Kasus ini kini menjadi perhatian publik, mengingat terduga pelaku disebut memiliki rekam jejak serupa di cabang lain.
Masyarakat dan anggota dewan mendesak penegak hukum untuk bertindak cepat, transparan, dan memberikan keadilan bagi korban. (zal/min)