SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa secara resmi membuka Job Fair Inklusif 2025 dengan tagline “Merdeka Berkarir” bertema “Find Your Bright Future” di Dyandra Convention Center Surabaya, Selasa (30/9).
Event ketenagakerjaan terbesar di Jawa Timur ini digelar selama dua hari, 30 September–1 Oktober 2025 pukul 09.00–16.00 WIB ini menghadirkan ribuan peluang kerja sebagai upaya menjawab kebutuhan pencari kerja di Jawa Timur.
Gubernur Khofifah menegaskan komitmennya mewujudkan akses kerja setara untuk masyarakat. Melalui Job Fair Inklusif dapat memperluas akses lapangan kerja dan membantu masyarakat menemukan peluang karier sesuai minat dan kompetensi.
Apalagi Job Fair ini melibatkan 67 perusahaan dengan 5.589 lowongan kerja di dalam maupun luar negeri, termasuk 9 perusahaan yang secara khusus membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas maupun non-disabilitas.
“Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjawab kebutuhan para pencari kerja, sekaligus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan,” kata Khofifah.
Selain itu, upaya mendorong akses pasar kerja yang lebih inklusif dengan memberikan kesempatan yang sama kepada angkatan kerja penyandang disabilitas. Salah satunya layanan ‘Jatim BISSA’ (Basis Data Disabilitas Berdaya) sebagai pengembangan dari layanan Unit Layanan Disabilitas (ULD) Ketenagakerjaan.
“Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa sesuatu yang dikerjakan bersama akan memberikan manfaat luar biasa dalam melayani masyarakat,” tuturnya.
Untuk itu, Gubernur Khofifah mengajak seluruh pencari kerja untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga mampu menikmati setiap tahapan sebagai bagian dari proses tumbuh dan berkembang.
“Dengan tekad dan ketekunan, setiap orang akan mampu menemukan serta memantapkan kariernya di masa depan,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah menyoroti adanya kendala di pasar tenaga kerja, yakni ketidakcocokan antara kebutuhan industri dengan kualifikasi pencari kerja (missmatch), informasi lowongan kerja tidak berjalan sebagaimana mestinya (mislink), serta ketidaksesuaian lokasi atau jabatan yang ditawarkan dengan keinginan pencari kerja.
“Tidak sekadar kesesuaian antara skill dengan kebutuhan tenaga kerja, melainkan linier dengan masing-masing pencari kerja sehingga ada kesesuaian di bidang apa dan dimana. Untuk itu Job Fair diharapkan hadir dapat menjadi solusi,” tuturnya.
Gubernur Khofifah juga mengatakan, kondisi ketenagakerjaan Jawa Timur juga terus membaik. Rilis Sakernas BPS Jawa Timur mencatat, pada Februari 2025 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur sebesar 3,61 persen, turun 0,13 persen poin dibanding tahun sebelumnya.
“Dari tahun ke tahun, TPT Jawa Timur selalu berada di bawah rata-rata nasional,” ungkapnya.
Kondisi positif juga terlihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang pada Februari 2025 mencapai 74,25 persen, naik 1,23 persen poin dibanding tahun sebelumnya.
Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2025 tercatat sebanyak 23,86 juta orang, bertambah 628,62 ribu dari Februari 2024. Namun, masih ada lebih dari 894 ribu pencari kerja di Jawa Timur yang belum terserap.
“Ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Seluruh unsur pentahelix, yakni pemerintah, perguruan tinggi, swasta, media, dan masyarakat harus bersinergi, berkolaborasi dan bermitra untuk mengurangi pengangguran di Jawa Timur,” jelasnya. (*)