Kesalnya Sudah Menthok, Pelaku  Mutilasi di Pacet Tega Jagal Kekasihnya Jadi 65 Potongan  

Kesalnya Sudah Menthok, Pelaku  Mutilasi di Pacet Tega Jagal Kekasihnya Jadi 65 Potongan  
Foto:  Pelaku mutilasi, AM (Alvi Maulana) saat konferensi Pers di Mapolres Mojokerto Senin (8/9/2025).

MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Pelaku mutilasi korban peristiwa di jalur Pacet menuju Tahura Cangar Kab. Mojokerto yang tega menjagal kekasihnya sendiri mengaku tidak mampu mengendalikan rasa kesalnya yang sudah menthok. Dampaknya pelaku tega membunuh, menguliti dan memotong-potong tubuh kekasihnya sampai 65 bagian, tidak ada rasa iba sdikitpun karena masih diselimuti emosi yang memuncak saat melakukannya..

AM (Alvi Maulana), pelaku mutilasi asal Labuhan Batu Sumatera Utara (sumut) dan saat ini tinggal di rumah kos di Lidah Wetan (Lakarsantri)-Surabaya dikonfirmasi usai menjalani penyidikan di Mapolres Mojokerto mengaku sudah hampir 5 tahun pacaran dengan Tiara AS sejak kuliah di Universitar Trunojoyo Madura hingga lulus sarjana.

Dijelaskan meski  belum menikah resmi, kami tinggal serumah  di rumah kos di Lidah Wetan Surabaya. Rencananya sambil mencari kerjaan yang layak, untuk sementara keja sebagai gojek online untuk menyambung hidup.

Sejak April kami tinggal di rumah kosan, kekasih saya tidak menyadari kondisi yang sebenarnya, sehingga kami sering cekcok masalah kebutuhan ekonomi. Sedangkan kekasih saya menginginkan gaya hidup yang memah tanpa melihat kondisi yang sebenarnya, sehingga kami terlalu kesal dan kewalahan akan tuntutan kekasihnya yang berlebihan.

Puncaknya, saat saya pulang kerja dengan kondisi capek pada malam hari, pintu rumah terkunci. Saat kami ketuk-ketuk berkali-kali dan memangil via HP dan cara lainnya, lama tidak dibuka.Setelah saya capek, sekitar 1 jam kemudian pintunya baru dibuka dengan sambutan cemberut. Saat masuk rumah kos kami sempat cekcok dan malah membuat kesal.

“Karena saya nggak kuat nahan amarah dan kesal, langsung menuju dapur dan berkeinginan membunuhnya. Dengan menggengam pisau dapur saya bergegas naik ke ruang lantai 2, kemudian menusukan belati tepat dilehernya dan langsung tidak bernyawa” aku AM di konfirmasi usai  menjalani penyidikan, di Mapolres Mojokerto Selasa (9/9/2025) .

Diakui setelah kekasihnya mati, muncul ide untuk membuang jasadnya dengan kondisi tubuhnya tidak utuh agar aman. Kemudian muncul ide untuk menjadikan tubuh kekasihnya dipotong-potong menjadi bagian yang kecil-kecil dan dibuang ditempat yang jauh. Kemudian kekasihnya di bawa ke kamar mandi, lalu dijagal dan dikuliti kemudian memotong- dagingnya dipisahkan dengan tulang, seperti layaknya jagal hewan saat memotong sapi.

“Saya punya pengalaman saat ikut memotong hewan korban yang dilakukan tukang jagal. Dengan rasa kesal yang memuncak, tiba-tiba saya dengan mudahnya  menguliti semua tubuhnya, kemudian memotong di bagian tulang seperti telapak kaki, tangan dan kepala,”akunya.

Masih penjelasan pelaku mutilasi, setelah sekujur tubuh kulitnya terpisah, daginga kami ptong-potong menjadi ratusan bagin dengan ukuran kecil sekitar 3 on-nan. Kemudian daging-daging tersebut kami masukkan ke beberapa tas kresek dengan rencana dkami buang didaerah hutan untuk menghilangkan jejak, kemudian tulang tulangnya kami senidikan dan kami simpan di rumah kos, rencananya dibuang ke tempat lain di sungai atau lain agar tidak ada jejak.

“Potongan daging kecil-kecil dalam tas kresek, termasuk ada telapak kaki kiri dan telapak tangan kanan, kami buang di jurang tepi jalur wisata Pacet-Tahura Cangar, malam hari dan jalanan sangat sepi pada malam dini hari, tepatnya hari Minggu (31/8/2025),”tambah AM.