Penerima manfaat di Kabupaten Sampang menyambut positif keberadaan toilet komunal yang diinisiasi oleh Federasi dan PMI Pusat. Bagi mereka, keberadaan toilet komunal ini sangat bermanfaat, khususnya dalam menunjang kegiatan mandi, cuci, dan kakus (MCK) mereka
Bukan hanya toilet, tapi juga septictank komunal yang representatif dan sesuai dengan standar sanitasi. Program ini dilaksanakan secara partisipatif dan berbasis swakelola dengan pelibatan aktif masyarakat sejak tahap perencanaan pembangunan hingga pengawasan.
Seperti diketahui, program pembangunan toilet komunal di Sampang ini merupakan upaya untuk penanggulangan penyakit polio yang terjadi di sejumlah wilayah di kabupaten tersebut. Selain di Sampang, program ini juga dilaksanakan di dua kabupaten lain di Madura, yakni Bangkalan dan Pamekasan.
Khusus di Sampang, ada sejumlah titik yang mendapatkan fasilitas tersebut. Ini disesuaikan dengan hasil penelitian Kementerian Kesehatan, di mana ditemukan sejumlah kasus polio di wilayah tersebut.
Sebelumnya, masyarakat setempat mengandalkan air sungai di sekitar mereka yang kemungkinan sudah terkontaminasi akibat kegiatan MCK masyarakat. Kalau pun ada jamban komunal sederhana yang dibangun oleh mereka, saluran sanitasinya tak sesuai standar, Sehingga berpotensi menyebarkan penyakit.
Karena itu, Kemenkes melalui Federasi dan PMI Pusat merasa perlu dibuatkan fasilitas yang lebih layak untuk kegiatan tersebut, yang tentu lebih bersih dan nyaman bagi masyarakat setempat.
Penanggungjawab toilet komunal di Dusun Pajuh, Desa Kedungdung, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Ahmad Yani, misalnya, mengakui fasilitas MCK yang dibangun di dusunnya ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Sebab, dengan toilet yang sangat representatif ini, mereka merasa sangat nyaman.
“Kami sangat berterima kasih kepada Federasi, PMI Pusat dan PMI Jawa Timur yang sudah membangunkan fasilitas ini. Karena toilet komunal ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar,” ujar Yani, Kamis (10/7/2025).
Yani mengatakan, antusiasme warga sangat besar sejak mengetahui di dusunnya akan dibangun toilet komunal yang lebih representatif. Mereka bahkan bahu membahu selama pembangunan.
“Warga gotong-royong membangun ini. Ada yang aduk semen maupun angkat-angkat material,” ujarnya.
Bukan hanya itu, untuk memenuhi kebutuhan air bagi toilet tersebut, masyarakat setempat secara swadaya membangun bak penampungan air yang relatif besar, berukuran 2,5×4 meter persegi. Bak penampung air ini ditempatkan di sisi kiri toilet.
“Air dari bak ini didapat dari embung yang terletak beberapa ratus meter dari toilet. Air dari bak kemudian disedot dengan menggunakan pompa air. Untuk mengisi penuh air, butuh waktu 24 jam,” terang Yani.
Meski hanya ada dua bilik, toilet komunal tersebut digunakan lebih dari 80 warga yang tinggal di dusun tersebut. Bahkan tak sedikit dari warga dari luar dusun itu yang menggunakan toilet ini lantaran lokasinya yang berdekatan dengan makam keramat.
“Setiap malam Jumat banyak pengunjung makam yang numpang di toilet ini untuk wudlu dan keperluan hajat lainnya,” ungkap Yani.
Karena itu, pengelola berencana akan memberlakukan tarif bagi pengunjung dari luar dusun tersebut. Sehingga dana yang terkumpul dari pembayaran ini bisa mereka gunakan untuk pembelian keperluan perawatan.
Hal senada disampaikan oleh Ketua PMI Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Wifaqi. Menurutnya, pembangunan toilet komunal di Dusun Duwek Rajeh, Desa Sogian, Kecamatan Omben, ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar. Pasalnya, warga kini bisa melakukan kegiatan MCK di tempat yang layak dengan sanitasi yang baik.