“Toilet komunal ini sangat baik dan bersih, warga pun sangat nyaman. Warga setempat merasa sangat terbantu, terutama dalam menjaga kesehatan di lingkungannya. Karena itu, kami sangat berterima kasih pada semua pihak baik Federasi, PMI Pusat dan PMI provinsi yang sudah membangun fasilitas ini,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Camat Omben ini.
Sebelum toilet komunal ini dibangun, masyarakat setempat sebetulnya sudah memiliki toilet umum. Namun kondisinya jauh dari kata layak, baik dari fisik bangunan maupun dari kebersihannya.
Untuk perawatannya, masyarakat setempat bersepakat melakukan pembersihan setiap seminggu sekali. Sedangkan untuk pembelian kebutuhan kebersihan toilet, mereka melakukannya secara swadaya.
Toilet Komunal Megah di Pamekasan
Berbeda dengan Sampang yang dibangun di sejumlah titik, toilet komunal di Pamekasan dilakukan terpusat di Jl Jagalan RT/RW 01/01, Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Kecamatan Pamekasan.
Toilet komunal yang diresmikan langsung oleh Ketua Bidang Kesehatan PMI Pusat, Prof dr Fachmi Idris, didampingi Perwakilan IFRC Indonesia, Singapura, dan Timor Leste, Agung Lestiyawan itu terbilang megah, dengan ukuran 4×8 meter persegi.
Selain bangunannya yang relatif besar dengan empat bilik, toilet komunal ini juga memiliki fasilitas kran untuk wudlu karena lokasinya yang persis berada di depan masjid. Selain itu, juga ada wastafel, hand rail untuk lansia, dan kaca cermin.
Fasilitas ini sengaja dibangun di satu tempat karena hanya di wilayah inilah terdapat Kasus Luar Biasa (KLB) Polio berada. “Ini sengaja dibangun seperti ini karena kontur tanahnya yang rawan ambrol lantaran lokasinya berada di tepi sungai. Fondasinya kita bikin lebih dari spek standar yang ditentukan karena disesuaikan dengan kondisi tanah dan letaknya,” ujar Maulidi, PIC pembangunan toilet komunal di Pamekasan, Jumat (11/7/2025).
“Ada suka duka tersendiri selama pembangunan karena material sempat hanyut dan habis saat terjadi banjir,” imbuhnya.
Pria yang juga pengurus PMI Pamekasan ini mengungkapkan, bangunan ini berdiri di atas tanah hibah warga. Selama proses pembangunan, warga sekitar juga berpartisipasi aktif.
“Sekarang pemeliharaannya diserahkan ke pengelola. Tapi kami terus melakukan pengawasan dengan datang ke lokasi seminggu sekali. Dari testimoni warga, mereka sangat senang dengan keberadaan toilet komunal tersebut,” jelasnya.
Harapan PMI Jawa Timur
Sementara itu, Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi PMI Jawa Timur, Turmudzi, berharap fasilitas ini bisa menjadi model praktik baik nasional dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan, serta mendorong peningkatan kesadaran dan tanggung jawab kolektif dalam menjaga kesehatan masyarakat.
“Fasilitas ini sudah terbangun dan kondisinya cukup baik. Ini kan sudah terbentuk pengelola sebagai penanggungjawabnya. Pelibatan masyarakat ini sangat penting, karena tanpa peran masyarakat dalam pemeliharaan saya rasa sulit. Kami berharap fasilitas ini dijaga dan dirawat dengan baik, terutama kebersihannya,” tutur pria yang juga berprofesi sebagai advokat ini.
Ia juga berharap, dengan dibangunnya toilet komunal ini program penanggulangan dan pencegahan KLB polio bisa berjalan dengan baik. Sehingga tidak ada lagi masyarakat di Madura, yakni Bangkalan, Sampang dan Pamekasan yang terjangkit penyakit ini. (tim)