BLITAR (Wartatransparansi.com) – Awal Tahun Hijriyah Bulan Muharam atau masyarakat jawa biasa menyebutnya dengan Bulan Suro, diadakan syukuran atau baritan dengan membawa takir plontang. Proses ritual adat ini mempunyai harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan nikmat-Nya sepanjang tahun.
Masyarakat Lingkungan Jatimalang, Kelurahan Sentul, Kota Blitar mengadakan selamatan dengan membawa takir plontang, Minggu (07/07/2024). Warga Jatimalang yang warganya kebanyakan suku jawa mempercayai dengan mengadakan acara syukuran tersebut dapat membawa ketenangan dan kepuasan lahir dan batin.
Syukuran tersebut biasa diadakan ketika sore hari dipersimpangan jalan, tradisi ini sudah melekat turun temurun oleh masyarakat Jatimalang dalam menyambut 1 Muharam tahun baru Islam atau bulan suro. Takir plontang sendiri adalah wadah berbentuk kotak atau bulat yang terbuat dari daun pisang dengan janur bersisi empat yang berisikan nasi, sayur dan lauk.
Takir Plontang dapat diartikan, takir dari kata tatagke berpikir (pikiran harus teguh dalam beribadah kepada Tuhan yang dilahirkan) dan disandat janur yang berasal dari bahasa arab jannah nur atau cahaya surga. Takir plonthang bisa dimaknai dan dipercaya sebagai penolak balak dari segala macam marabahaya serta sebagai manusia harus mempunyai pikiran yang teguh dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut adat jawa, ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar oleh masyarakat jawa pada bulan suro diantaranya, tidak boleh bepergian jauh, tidak boleh menggelar acara pesta pernikahan dan tidak boleh membangun atau pindah rumah.
Mengutip dari berbagai sumber, Syaikh Abu Bakar Syatho dalam kitab I’anatut Thalibin Juz II hal. 267 menjelaskan tentang keutamaan Hari ‘Asyura (tanggal 10 Muharram). Pada hari itu banyak terjadi peristiwa-peristiwa besar, antara lain:
- Allah menerima taubat Nabi Adam AS
- Allah mengangkat Nabi Idris AS ke tempat yang tinggi.
- Allah mengeluarkan Nabi Nuh AS dari perahunya.
- Nabi Ibrahim AS diselamatkan dari pembakaran api Namrud.
- Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa AS (dalam riwayat lain, laut merah terbelah 2 untuk menyelamatkan Nabi Musa AS dari kejaran Fir’aun).
- Nabi Yusuf AS dikeluarkan dari penjara.
- Kembalinya penglihatan Nabi Ya’qub AS.
- Nabi Ayyub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritanya.
- Nabi Yunus AS dikeluarkan dari perut ikan.
- Nabi Daud AS diampuni kesalahannya.
- Allah menganugerahkan kerajaan yang besar kepada Nabi Sulaiman AS.
- Nabi Muhammad SAW diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang.
- Awal hari Allah menciptakan dunia.
- Awal hari Allah menurunkan hujan dari langit.
- Rahmat Allah pertama kali diturunkan ke bumi.
- Allah menjadikan ‘Arasy.
- Allah menjadikan Lauhul Mahfuzh.
- Allah menjadikan alam.
- Allah menjadikan Malaikat Jibril.
- Nabi Isa AS diangkat ke langit.
Tradisi selamatan baritan takir plontang harus dilestarikan sebagai khasanah budaya dan nguri-nguri budaya dari nenek moyang karena mempunyai filosofi yang luhur.(*)