KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Dua hari menjelang Hari Raya Nyepi 1946 Saka/2024, umat Hindu atau Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) melangsungkan upacara melasti atau penyucian diri di tepi Sungai Brantas Kota Kediri, Sabtu (9/3/).
“Kami mengambil tempat di sungai Brantas, artinya air yang mengalir,” ucap Ketua PHDI Kota Kediri Ni Made Susilawati.
Ia mengatakan upacara ini juga sebagai perwujudan rasa syukur kepada sang pencipta setelah selama satu tahun bisa menikmati kedamaian, kenyamanan, kerahayuan, serta kedirgahayuan di Kota Kediri.
Sedangkan untuk rangkaian kegiatan upacara melasti, kata Ni Made diawali dengan persembahyangan di Pura Penataran Agung Kilisuci, pada pagi hari. Kemudian dilanjutkan dengan Upacara Melasti. Keesokan harinya, pada Minggu (10/2) akan dilaksanakan Tawur Kesanga di depan Museum Airlangga Kota Kediri.
Perayaan besar keagamaan yang jatuh pada hari yang sama ini merupakan hal yang tidak biasa karena tanggal bulan suci Ramadan berubah setiap tahunnya mengikuti kalender Islam, seperti halnya juga hari raya Nyepi yang umumnya jatuh pada bulan Maret, namun jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, kalender Hindu Saka.
Ditanya tanggapannya terhadap Hari Raya Nyepi yang bertepatan dengan hari pertama bulan puasa umat Islam, Ni Made menjawab bahwa itu adalah tanda kebaikan.
“Alam semesta ini sudah memberi tanda bahwa hidup berdampingan ini bagus. Tentunya kami merasa bangga dan senang atas kejadian ini. Berdampingan. Jadi kami betul-betul melaksanakan nyepi dengan baik, besoknya saudara kami melaksanakan ibadah puasa dengan baik,” tutup Ni Made. (*)