Dalam proses perdamaian tersebut, para Mustasyar (Dewan Penasihat) dan sesepuh NU berperan aktif sebagai jembatan komunikasi. Kiai Ma’ruf menyebutkan para kiai sepuh fokus memfasilitasi agar perbedaan pendapat yang sempat tajam dapat diredam demi keutuhan organisasi.
Ia mengakui bahwa dalam organisasi besar seperti NU, perdebatan adalah hal yang lumrah. Namun, ia bersyukur seluruh pihak kini telah memilih jalan islah atau rujuk demi kepentingan umat yang lebih besar.
Terakhir, Kiai Ma’ruf menambahkan, aspirasi dari pengurus wilayah di berbagai daerah juga mengarah pada satu titik, yakni pelaksanaan Muktamar sesegera mungkin.
“Kita para Mustasyar, para kiai sepuh, hanya memfasilitasi ke arah yang sama, menghilangkan konflik, menyatu lagi, kemudian mengadakan Muktamar. Jadi sudah tidak ada lagi konflik,” tutupnya.(*)





