Sementara itu, Ong tampil elegan dalam pernyataan perpisahannya. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen Persik, termasuk suporter yang selama ini dikenal keras sekaligus loyal.
“Menangani Persik Kediri merupakan pengalaman berharga bagi saya. Para suporter, tim dan staf merupakan bagian penting yang selalu memberikan dukungan selama saya melatih Persik Kediri,” kata Ong.
Pelatih berusia 54 tahun itu juga mendoakan Persik agar tetap melaju. “Persik Kediri telah menjadi bagian baru dalam hidup saya. Klub ini dan para pemain punya potensi besar. Saya berharap tim ini dapat terus berkembang dan meraih hasil terbaik di kompetisi,”urainya.
Keputusan berpisah ini muncul di tengah persiapan Persik menghadapi Semen Padang, salah satu tim yang tengah naik performa. Situasi itu membuat posisi Persik tampak goyah. Tanpa komando pelatih kepala, tim harus bergerak cepat menentukan arah. Hingga berita ini diturunkan, manajemen belum mengumumkan siapa yang akan memimpin Macan Putih dalam laga terdekat.
Perubahan pelatih pada momentum krusial seperti ini bukan hal baru bagi klub Indonesia. Namun bagi Persik, waktu pengumuman ini menimbulkan tanya: apakah keputusan itu langkah strategis, atau sinyal kegelisahan manajemen terhadap performa tim?
Yang jelas, duel melawan Semen Padang kini tak hanya soal perebutan poin, tetapi juga ujian stabilitas Persik dalam masa transisi. Fans Macan Putih menunggu jawaban: apakah tim kesayangan mereka mampu tetap menggigit tanpa nahkoda utama di pinggir lapangan.(*)
