Ia menilai resiliensi sebagai kemampuan penting yang harus dimiliki anak muda. “Ini bukan hanya tentang bertahan (survive), tetapi juga tentang mampu mengelola stres, memulihkan diri, bahkan menjadi lebih kuat dari sebelumnya,” jelasnya. Asyhari turut memaparkan manfaat resiliensi, mulai peningkatan adaptasi, kemampuan mengelola emosi, hingga kualitas hubungan sosial yang lebih baik.
Ia juga menegaskan pesan Nabi tentang pentingnya menjadi pribadi kuat, tidak hanya secara fisik tetapi juga psikologis. Menurutnya, resiliensi dapat dibangun melalui empat kunci: fondasi diri yang kuat, semangat melangkah ke depan, keterhubungan dengan sesama, dan kemampuan mencari hikmah.
“Fondasi yang kuat itu adalah iman dan takwa, sebab iman itu adalah imun terbaik bagi mental manusia,” katanya.
Ketua LDII Kota Kediri, Agung Riyanto, menyebut seminar ini dirancang untuk membentuk generasi muda yang kuat secara mental dan spiritual. “Tidak hanya perlu cerdas secara akademik atau ulet dalam bekerja, tetapi juga harus kuat secara mental dan spiritual. Kesehatan mental yang terjaga adalah kunci agar perjuangan duniawi kita bisa berhasil. Jaga mental, maka masa depan cerah akan menyertai langkah kita,” ujarnya.
Agung berharap kegiatan ini melahirkan pemuda berkarakter kuat yang mampu menjawab tantangan zaman. “Saya berharap, melalui seminar ini, pemuda dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memiliki karakter luhur dan mentalitas yang sehat, sehingga mampu berkontribusi aktif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” tutupnya.(*)





