SURABAYA, Wartatransparansi.com – Hari Pahlawan 10 Nopember diperingati dengan berbagai kegiatan mulai tingkat pusat hingga pelosok desa. Presiden Prabowo Subianto juga telah menganugerahkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional. Satu diantaranya adalah tokoh asal Madura yakni KH. Muhammad Kholil atau lebih dikenal Syaikhona Kholil.
DPD Partai Golkar Jawa Timur, adalah paling getol mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk segera Kyai Syaikhona Kholil ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. ” Alhamdulillah, saya sebagai orang Madura sangat bangga dan terimakasih Kepada Presiden Prabowo,” Ungkap H.RB. Zainal Arifin, SH, MH. inisiator pengusulan Kyai Syaikhona Kholil sebagai Pahlawan Nasional DPD Partai Golkar Jawa Timur, saat ditemui Wartatransparansi.com, Senin (10/11/2025)
Ia menceritakan, sudah sejak empat tahun yang lalu tepatnya sejak 10 Maret 2021 DPD Partai Golkar Jawa Timur mengusulkan KH Muhammad Kholil atau lebih dikenal Syaikhona Kholil Bangkalan agar bisa dijadikan sebagai Pahlawan Nasional.
Menurut kesaksian mantan anggota DPRD Jawa Timur H.R.B. Zainal Arifin (Saat itu Wakil Ketua bidang Hukum) yang aktif bersama Almarhum Drs. Harun Alrasyid (Saat itu menjabat Wakil Ketua Pemenangan Pemilu), sering koordinasi dengan Ketua Tim untuk mempersiapkan persyaratannya atas perintah H.M. Sarmuji (saat ini Sekjen DPP Partai Golkar). Pihaknya punya pertimbangan sendiri untuk mengusulkan tokoh kharismatis asal pulau Madura itu sebagai Pahlawan Nasional.
Anang, demikian sahabatnya biasa memanggil, DPD Partai Golkar Jawa Timur sempat menyelenggarakan seminar pada tanggal 10 Maret 2021, saat covid masih ganas-ganasnya sehingga hanya bisa dilangsungkan dengan webinar, kendati demikian pada acara tersebut hadir bergabung tokoh-tokoh seperti Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa (yang memberikan sambutan dan masukan kepada Tim), Bupati Bangkalan (saat itu) Ra Abdul Latif Amin Imron dan Ketua PCNU Bangkalan, KH Makki Nasir.
Selain itu, ada ulama se-Madura, anggota DPRD Jatim Fraksi Partai Golkar, Tim Perumus Naskah Akademik, Dr. Muhaimin dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jawa Timur Ɗr. Alwi, Mi.Hum.
Zainal Arifin mengatakan Salah satu pertimbangan utama, adalah Kyai Syaikhona merupakan sosok yang melahirkan ulama besar. Antara lain, seperti guru dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari – (Pondok Pesantren Tebuireng) Jombang, KH Abdul Wahab Hasbullah (Pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras) Jombang.
Ada juga kiai Bisri Syamsuri (Jombang), kiai Abdul Manaf (Lirboyo-Kediri), kiai Maksum (Lasem), kiai Munawir (Krapyak-Yogyakarta), kiai Bisri Mustofa (Rembang Jateng) dan kiai Nawawi (Sidogiri).
“DPD Partai Golkar Jawa Timur saat itu sangat berharap Kyai Syaikhona Kholil bisa mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada tahun itu juga,” kata Zainal Arifin.
Bahkan, kata Zainal Arifin melanjutkan, ketua DPD Golkar Jatim saat itu H.M. Sarmuji bersedia menjadi salah satu bagian dari tim untuk mengawal penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tersebut. Akhirnya puji syukur Alhamdulillah, Pemerintah dibawah kepemimpinan H. Prabowo Subianto saat ini betul-betul mempertimbangkan juga keinginan dari DPD Partai Golkar Jawa Timur.
Penetapan ini menegaskan bahwa nilai kepahlawanan tidak lekang oleh waktu. Semangat berjuang bagi bangsa kini tidak hanya diwujudkan di medan perang, tetapi juga melalui pengabdian moral, sosial, dan intelektual demi kemajuan Indonesia.
Penganugerahan Kepada 10 tokoh tersebut dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dalam upacara resmi di Istana Negara Jakarta pada peringatan Hari Pahlawan.
Merujuk pada aturan pemberian gelar pahlawan UU No. 20/2009 hingga PP No. 35/2010, dan Peraturan Mensos 15/2012 mengenai prosedur usulan gelar pahlawan nasional disebutkan bahwa setiap orang maupun institusi dapat mengajukan usul pemberian gelar calon pahlawan nasional. Usulan ini dibuat dari daerah hingga kementerian.
Berikut daftar 10 Pahlawan Nasional terbaru tahun 2025:
1. Jenderal Besar Soeharto (Jawa Tengah)
2. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Jawa Timur),
3. Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat)
4. Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah)
5. Marisnah (Jawa Timur),
6. Hajjah Rahmah El Yunusiyah (Sumatera Barat),
7. Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat)
8. Syekhona Muhammad Kholil (Jawa Timur)
9. Tuan Rondahaim Saragih Garingging (Sumatera Utara),
10. Zainal Abidin Syah (Maluku Utara). (*)





