“Hubungan dagang antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur telah tumbuh dengan baik dan memberi manfaat ekonomi nyata. Kita ingin hubungan ini terus meningkat dan melahirkan banyak pelaku usaha baru yang siap naik kelas,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mejelaskan, Jatim saat ini masih menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional dengan kontribusi 14,44% terhadap PDB Indonesia. Bahkan di triwulan II-2025, ekonomi Jatim tumbuh 5,23 persen (y-on-y), lebih tinggi dibanding rata-rata nasional sebesar 5,12 persen.
Tak hanya itu nilai PDRB ADHB semester I-2025 tercatat mencapai Rp1.668,6 triliun. Dari sisi perdagangan, Jatim juga mencatat surplus Rp120,61 triliun pada semester I-2025, setelah pada tahun 2024 membukukan surplus Rp187,93 triliun dari total ekspor-impor dalam dan luar negeri.
“Capaian ini tentunya, tidak terlepas dari peran serta dan kerjasama yang baik dengan provinsi-provinsi mitra, termasuk provinsi NTT,” katanya.
Di akhir, ia berharap melalui kegiatan ini, Jatim dapat berperan aktif membangun jembatan ekonomi dari barat hingga timur Indonesia sekaligus memperkuat konektivitas dan pemerataan pertumbuhan antarwilayah.
“Pertemuan kita hari ini tidak semata-mata pertemuan misi dagang dan investasi, tetapi dari Bumi Majapahit, kita merajut keterhubungan budaya, persaudaraan dan persatuan ke seluruh nusantara,” katanya.
“Dari Bumi Majapahit kita bergandengan tangan. Kita ingin mewujudkan gerbang baru Nusantara. Konektivitas antara Indonesia barat dan timur harus terus dibangun. Harus ada yang menjadi penghubungnya, yang membangun sinerginya. Lewat misi dagang kita bisa wujudkan itu” imbuhnya.
Wakil Gubernur NTT Johni menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Misi Dagang dan Investasi Jatim di Kupang. Ia menilai kegiatan ini menjadi sarana penting dalam memperkuat sinergi ekonomi antarprovinsi, sekaligus memenuhi kebutuhan komoditas strategis di wilayah NTT.
Selama ini, sejumlah produk asal Jatim seperti pakan ternak, beras, gandum, buah-buahan, kedelai, serta benih ikan lele dan bandeng, merupakan kebutuhan utama masyarakat dan pelaku usaha di NTT.
“Khusus untuk beras serta benih ikan lele dan bandeng, pasokan dari Jawa Timur sangat membantu menjaga ketahanan pangan dan mendukung perkembangan budidaya perikanan di NTT. Kami berharap kolaborasi ini terus diperkuat agar ekonomi kedua daerah semakin maju dan saling menopang,” pungkasnya. (*)





