Ini bukan sekedar menulis sajak atau puisi corat coret di dinding anak kampung…
Ini bukan sekedar melukis atau menulis di selembar kertas layang layang anak kampung …
Ini bukan sekedar berba
gai kisah dan cerita tentang cara belajar di tengah tekanan dan himpitan anak kampung …
Kolong meja sempit tempat mengadu nasib ketika masih ingusan, adalah saksi bisu menghibur dan menaklukkan hati ayahanda tercinta dengan bersuara keras melantunkan “ilmu alat”
“Ilmu alat” adalah ilmu “nahwu shorof” merujuk pada dua cabang ilmu bahasa Arab, yaitu Nahwu dan Shorof, yang berfungsi sebagai alat bantu untuk memahami dan menguasai bahasa Arab.
Nahwu mempelajari tata bahasa dan struktur kalimat, sedangkan Shorof mempelajari bentuk dan perubahan kata. Keduanya penting untuk memahami teks berbahasa Arab, terutama teks-teks klasik seperti Al-Qur’an dan Hadits.
“Ilmu alat” itulah ketika masih ingusan di antara himpitan kehidupan dan kenakalan sifat anak anak lebih suka bermain main, daripada beribadah apalagi bersungguh-sungguh mengaji atau membaca ayat suci.
Suara terbatas serak serak “ilmu alat” di kolong meja menjadi saksi bisu, dan itulah harapan besar ayahanda.
Kini harapan itu sudah dipikul putriku dengan penuh amanat, walau masih belum sempurna apalagi paripurna.
Kini suara merdu dari kolong meja sebagai saksi bisu itu, sudah berkumadang terang menerangi sudut sudut madrasah, suara itu menari menari girang memenuhi janji kepada Ilahi Robbi.
Itulah persembahan duniawi tertinggi dari putriku menjawab waktu, memenuhi janji kepada Ilahi Robbi ayahanda, para guru tercinta, para pengagum pembaca sajak …
Djoko Tetuko
Sidoarjo, 5 November 2025



