Ilmu
Ilmu itu nur
Ilmu itu jembatan
Ilmu itu pembuka langit
Ilmu itu derajat
Ilmu itu menembus batas
Ilmu itu penuntun arah perjalanan
Ilmu itu warisan leluhur tiada ternilai
30 tahun lalu, ketika matahari memancarkan sinar terang kadang redup menyinarkan vitamin keberkahan , Alloh Subhanahu wa Ta’ala menitipkan ilmu bahasa Al Qur’an secara samar tanpa kabar, dari suara tangis bayi di ruang persalinan bidan desa.
5 November 1995 ketika suasana pesta pernikahan sang adik berlangsung di desa sebelah, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menitipkan amanat seorang putri, dalam perjalanan terukir sebuah foto copy ayahanda tercinta. Melanjutkan cita cita mulia menenun ilmu bahasa Al Qur’an.
30 tahun lalu, suratan takdir membisikkan bahwa jabang bayi ini selamat dengan sebuah catatan, walau kumandang adzan sudah didengarkan, dan dalam perjalanan menjelma menjadi titipan sejarah lama, amanat lama, kebiasaan lama, tentang tantangan dan kesabaran.
Kini setelah 30 tahun foto copy itu bukan sekedar kesamaan, tetapi cita cita besar dan angan angan tentang keilmuan bahasa Al Qur’an menjadi wujud sejati, walau hanya sebagian kecil dari bayang bayang matahari dan terang rembulan di antara cahaya wajah keilmuan memancar.
Bahasa Arab dan bahasa Al Qur’an, walau hanya sebagian kecil saja tetapi itulah cita cita besar ayahanda tercinta, menghiasi keangguhan dunia dan kesombongan para hamba.
Ilmu bahasa Al Qur’an,
Ilmu tentang nur
Ilmu tentang jembatan peradaban
Ilmu tentang pembuka langit dan seisinya
Ilmu tentang derajat kenabian dan manusia sejati
Ilmu tentang menembus batas sekat sekat terpahat jahat
Ilmu tentang penuntun arah perjalanan kembali ke khittah kebenaran
Ilmu tentang warisan leluhur tiada ternilai sebagai keabadian
Djoko Tetuko
Sidoarjo, 5 November 2025



