Setelahnya, Ipuk membacakan teks Pancasila yang diikuti oleh seluruh peserta dan tamu undangan. Dilanjutkan pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh petugas, dilanjutkan pembacaan Naskah Ikrar oleh Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara.
Sebagai bentuk penghormatan, di lokasi upacara juga dipajang foto-foto Pahlawan Revolusi. Mulai Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani, Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Raden Suprapto, Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andreas Tendean, Kolonel (Anumerta) Sugiyono Mangunwiyoto, Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Mas Tirtodarmo Haryono, dan Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Siswondo Parman.
Ipuk menjelaskan, alasan memajang foto para pahlawan adalah untuk mengenang jasa-jasa mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan ideologi Pancasila.
“Para Pahlawan Revolusi yang gugur itu demi mempertahankan ideologi Pancasila melawan gerakan Partai Komunis Indonesia. Ini harus kita hargai dan menjadi pegangan kita. Bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa yang wajib kita pertahankan,” kata Ipuk usai upacara.
Bagi Ipuk, Hari Kesaktian Pancasila bukan sekadar peringatan sejarah, namun juga simbol ketahanan dan persatuan bangsa Indonesia.
“Peringatan ini harus kita maknai dengan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (*)