Sementara itu, Wali Kota Tual, Akhmad Yani Renuat menegaskan kerja sama ini sejalan dengan semangat Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).
“Bahwasannya kami sebagai anggota APEKSI, saya kira satu persoalan yang telah dibahas adalah mengatasi ketimpangan,” ujar Renuat ditemui usai penandatanganan MoU.
Renuat juga menyampaikan bahwa Wali Kota Eri Cahyadi yang juga Ketua Dewan Pengurus APEKSI, kerap menekankan pentingnya pemerataan pembangunan.
“Bahwa bagaimana menginginkan agar daerah-daerah lainnya juga berkembang seiring dengan kemajuan daerah yang sudah maju seperti Kota Surabaya,” katanya.
Karena itu, Renuat berharap pola pengelolaan potensi wilayah di Kota Tual mendapat dukungan dari Surabaya.
“Beberapa persoalan pola pengelolaan potensi wilayah berdasarkan karakteristik yang kami miliki, kami hadapkan kepada Ketua APEKSI untuk bisa memenuhi kebutuhan kami,” jelasnya.
Sektor perikanan di Kota Tual, disebut Renuat sebagai bidang yang paling potensial untuk dikembangkan. Menurutnya, produksi perikanan tangkap di Tual sangat melimpah, namun perlu dukungan jaringan usaha agar lebih bernilai.
“Kami berharap Pemerintah Kota Surabaya dapat memfasilitasi dengan dunia usaha yang bergerak di bidang produksi perikanan, agar hasil-hasil dari daerah kami dapat dimanfaatkan,” harapnya.
Selain itu, digitalisasi birokrasi juga menjadi perhatian serius. Renuat menginginkan adanya dukungan Pemkot Surabaya dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang teknologi layanan publik.
“Kami mengharapkan agar Pemerintah Kota Surabaya juga dapat mendorong penyiapan sumber daya bagi kami, untuk bisa menerapkan teknologi yang lebih canggih dalam rangka melayani masyarakat,” tuturnya.
Renuat optimistis sinergi Surabaya dan Tual akan memperkuat pembangunan daerah sekaligus memberi kontribusi nyata bagi bangsa.
Dia pun berharap, bahwa bidang-bidang kerja sama tersebut bisa terwujud, sehingga kedua kota bisa bersinergi membangun bangsa secara utuh. (*)